LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
HEWAN
UJI GOLONGAN DARAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun
oleh:
Kelompok
1
Ibnu Aljawami
|
(15541006)
|
Sri Devi Agustin
|
(15542003)
|
Astrid Novita Sari
|
(15541008)
|
Eka Kartika
|
(15542010)
|
Nidha Handa R.A
|
(15542013)
|
Anisa Almuawiyah
|
(15542025)
|
Tita Rosmawati
|
(15542028)
|
Sintia Pratiwi
|
(14542005)
|
Kelas
3-A dan 4-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017
A. JUDUL PRAKTIKUM
Uji
Golongan darah
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk
mengetahui cara-cara menentukan golongan darah
C. LANDASAN TEORI
C. LANDASAN TEORI
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O. Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen ((antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma.
a. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B
b. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A
c. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B,tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A atau anti-B
d. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan aglutini-B
a. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B
b. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A
c. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B,tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A atau anti-B
d. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan aglutini-B
Rhesus Faktor Rh atau Rhesus (juga biasa disebut
Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan
Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca
mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan
Cina. Sistem Rh adalah kelompok antigen
lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberinama
berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi
imunitas tubuh.
D. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Blood
lancet
|
Untuk menusukkan jari agar keluar
darah
|
|
2.
|
Tusuk
Gigi
|
Untuk mencampur darah yang telah
diberi antisera
|
|
3.
|
Kapas
|
Untuk membersihkan tetesan darah
pertama
|
|
4
|
Kaca
Objek
|
Untuk menyimpan tetesan darah untuk
diuji
|
|
5.
|
Kamera
Hp
|
Untuk mendekomentasikan kegiatan
praktikum pada saat pengamatan
|
|
Tissue
|
Untuk membersihkan kotoran
|
b. Bahan
Bahan
yang digunakan pada Praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Bahan
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Antisera ABO
|
Sebagai indikator untuk mengetahui
golongan darah
|
|
2.
|
Alkohol
70%
|
Untuk membersihkan apusan darah
|
|
3.
|
Sampel Darah
|
|
Sebagai bahan yang diuji dalam
praktikum untuk menentukan golongan darah
|
D. LANGKAH KERJA
- Menghapus ujung jari dengan menggunakan kapas yang telah direndam dalam alcohol 70%.Menusuk jari tersebut dengan bantuan alat blood lancet steril.
- Menghapus tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas berakohol hingga bersih
- Memijat jari terbut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka tadi, selanjutnya teteskan darah yang keluar pada gelas objek di 4 tempat berbeda
- Meneteskan satu tetes antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut
- Meneteskan satu tetes antisera B pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebutMeneteskan satu tetes antisera AB pada salah satu dari tetesan darah tersebut.
- Mengaduk masing-masing anrtisera dengan menggunakan tusuk gigi secara terpisah (tidak tercampur)Menunggu beberapa menit , perhatikan apa yang terjadi pada masing-masing campuran darah dan antisera tersebut
- Mengamati terjadinya penggumpalan darah pada tiap masing-masing darah yang sudah diberi antisera untuk menetukan penggolongan darah
- Jika darah yang ditetesi antisera A menggumpal sedangkan yang lain tidak menggumpal maka Golongan darahnya A
- Jika darah yang ditetesi antisera B menggumpal sedangkan yang lain tidak menggumpal maka golongan darahnya B
- Jika darah yang ditetesi antisera A, B, dan AB menggumpal maka golongan darahnya AB.
- Jika darah yang ditetesi antisera A,B, dan AB tidak menggumpal maka golongan darahnya
- Jika darah yang ditetesi indicator uji rhesus tidak menggumpal maka rhesusnya negative sedangkan jika menggumpal maka rhesusnya positif.
E. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Nama
Mahasiswa
|
Anti-A
|
Anti-B
|
Anti-AB
|
Anti-Rh
|
Golongan
Darah
|
1.
|
Astrid
NS
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B+
|
2.
|
Sri
Devi A
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B+
|
3.
|
Eka
Kartika
|
+
|
-
|
+
|
+
|
A+
|
4.
|
Nidha
H.R.A
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O+
|
5.
|
Anisa
A
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B+
|
6.
|
Tita
Rosmawati
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O+
|
7.
|
Sintia
Pratiwi
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O+
|
Keterangan:
+ = Darah menggumpal
- = Darah tidak menggumpal
F. Pembahasan
+ = Darah menggumpal
- = Darah tidak menggumpal
F. Pembahasan
Pada sistem ABO, yang menentukan
golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah
ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D). Jika hasil tes
darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia
memiliki darah dengan Rh negatif (Rh), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh
pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+) Penting Untuk
Transfusi (Fairus Chalid, 2008).
Adapun tipe pemeriksaan golongan
darah yang kami lakukan dalam praktikum adalah termasuk tipe pemeriksaan cell
typing tujuannya adalah untuk mengetahui golongan darah pendonor yang
didasarkan pada antigen yang terdapat di sel darah merah. Prinsipnya adalah reaksi
antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi). Tipe pemeriksaan cell typing terdiri atas beberapa metode salah satu
metode yang kami gunakan adalah metode slide test dengan menggunakan darah
kapiler tujuannya sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui golongan
darah pendonor. Adapun cara pembacaan hasil
Jika darah mengalami aglutinasi berarti ada antigen pada sel darah merah
donor jika tidak terjadi aglutinasi tidak ada antigen pada sel darah merah
donor. Adapun pemeriksaan golongan ini terdiri atas:
- Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
- Serum anti-B biasanya berwarna kuning
- Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
- Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:
No
|
Golongan
|
Aglutinogen
(Antigen) Pada Eritrosit
|
Aglutinin (Antibodi) Pada Plasma
Darah
|
1.
|
A
|
A
|
B
|
2.
|
B
|
B
|
A
|
3.
|
AB
|
A dan B
|
-
|
4.
|
O
|
-
|
a dan b
|
1. Golongan Darah A
Sampel darah+ zat anti A = menggumpal
Sampel darah+zat anti-B = Tidak menggumpal
Sampel darah+ Zat anti AB = menggumpal
2. Golongan Darah B
Sampel darah+ zat anti A = Tidak menggumpal
Sampel darah+zat anti-B = MenggumpaL
Sampel darah+ Zat anti AB = menggumpal
3. Golongan Darah AB
Sampel darah+ zat anti A = Menggumpal
Sampel darah+zat anti-B = Menggumpal
Sampel darah+ Zat anti AB = Menggumpal
4. Golongan Darah O
Sampel darah+ zat anti A = Tidak menggumpal
Sampel darah+zat anti-B = Tidak menggumpal
Sampel darah+ Zat anti AB = Tidak menggumpal
5. Menentukan Rh+ atauRh-
Sampel darah+anti Rh = Menggumpal (Rh+)
Sampel darah+anti Rh = Tidak menggumpal (Rh-)
No
|
Nama
Mahasiswa
|
Anti-A
|
Anti-B
|
Anti-AB
|
Anti-Rh
|
Golongan
Darah
|
1.
|
Astrid N.S
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B+
|
2.
|
Sri D.A
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B+
|
3.
|
Eka K
|
+
|
-
|
+
|
+
|
A+
|
4.
|
Nidha H
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O+
|
5.
|
Anisa A
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B+
|
6.
|
Tita R
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O+
|
7.
|
Sintia P
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O+
|
Keterangan:
+ = Darah menggumpal
- =Darah tidak menggumpal
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Golongan darah A sebanyak 1 orang
b. Golongan darah B sebanyak 3 orang
c. Golongan darah O sebanyak 3 orang
+ = Darah menggumpal
- =Darah tidak menggumpal
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Golongan darah A sebanyak 1 orang
b. Golongan darah B sebanyak 3 orang
c. Golongan darah O sebanyak 3 orang
Pada saat dilakukan
pengamatan pada ke tujuh probandus, didapatkan hasil bahwa 1 orang memiliki
golongan darah A yaitu Eka kartika, 3 orang memiliki golongan darah B yaitu
Astrid, Anisa, dan Sri Devi dan 3 orang memiliki golongan darah O yaitu Nidha,
Sintia, dan Tita.
Pada
probandus Golongan darah A Apabila ditetesi dengan serum A darahnya menggumpal
namun ketika ditetesi dengan serum B darahnya tidak menggumpal serta apabila
ditetesi dengan serum AB darah menggumpal. Pada probandus yang bergolongan
darah B, ditetesi serum A tidak terjadi penggumpalan namun ketika ditetesi
serum B darahnya menggumpal serta apabila ditetesi dengan serum AB darah
menggumpal. Dan pada probandus yang memiliki golongan darah O, ketika darahnya
ditetesi serum A serum B, dan serum AB tidak terjadi penggumpalan. Sedangkan
Pada golongan darah AB, jika darahnya ditetesi dengan serum A maupun serum B
akan terjadi penggumpalan serta apabila ditetesi dengan serum AB darah
akan menggumpal..
Hasil yang
ditunjukkan test darah tersebut ditunjukkan hasilnya berbeda-beda untuk setiap
golongan darahnya, ada yang menggumpal dan ada yang tidak menggumpal ketika
ditetesi dengan serum A ,serum B dan serum AB. Hal ini terjadi dikarenakan pada
golongan darah A hanya memiliki zat anti B(aglutinin anti B), sehingga apabila
apabila ditetesi dengan zat anti A(serum A) akan terjadi penggumpalan dan
apabila ditetesi dengan zat anti B(serum B) darah tidak akan menggumpal.
Penggumpalan tersebut dapat menunjukkan golongan darah tersebut yaitu golongan
darah A karena terjadinya pertemuan zat anti yang berbeda dari darah yang
ditest dengan zat anti yang diteteskan pada saat pengujian golongan darah
(serumnya).
Untuk
golongan darah B setelah ditetesi dengan serum A tidak terjadi penggumpalan karena
pada golongan darah B hanya memiliki zat anti A namun setelah ditetesi serum B
terjadi pengumpalan karena pada serum B terdapat zat anti B. Penggumpalan
tersebut terjadi karena zat anti A dari darah bertemu dengan zat anti B dari
serum B yang telah diteteskan.
Pada
golongan darah AB setelah ditetesi dengan serum A maupun serum B, darahnya
menggumpal. Hal ini terjadi karena golongan darah AB tidak memiliki zat anti A
maupun zat anti B namun memiliki antigen(aglutinogen) yaitu antigen A dan B.
Sehingga ketika ditetesi dengan serum A dan serum B tejadi penggumpalan.
Namun pada
golongan darah O setelah ditetesi dengan serum A maupun serum B tidak terjadi
penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah O memiliki zat anti A dan
zat anti B sehingga jika jika diberi serum A(zat anti A) dan serum B(zat anti
B) tidak adan terjadi penggumpalan karena golongan darah O memiliki zat anti
keduanya maka akan menolak(tidak menggumpal) jika bertemu dengan zat anti A
maupun B dari serum yang diteteskan.
Dari
penjelasan mengenai penggumpalan di atas, dapat diketahui penggolongan darah
sistem ABO yaitu terdapat 4 golongan darah yaitu golongan darah A, B, AB dan O.
Golongan darah A memiliki antigen atau aglutinogen A pada sel darahnya dan
memiliki aglutinin anti B atau zat anti B pada plasmanya. Golongan darah B
memiliki aglutinogen B pada sel darahnya dan memiliki aglutinin anti A pada
plasmanya. Golongan darah AB memiliki aglutinogen A dan B namun tidak memiliki
aglutinin pada plasmanya. Sedangkan golongan darah O tidak memiliki aglutinogen
pada sel darahnya namun memiliki aglutinin anti A maupun anti B pada plasmanya.
Penggolongan
darah ini sangat penting dalam proses transfusi darah. Transfusi darah adalah
pemberian darah dari seseorang yang disebut donor, kepada orang yang memerlukan
yang disebut resipien. Golongan darah AB tidak memiliki zat anti pada plasmanya
sehingga seseorang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang
golongan darah ABO apapun (A, B, AB dan O) dan disebut resipien universal.
Namun golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darahnya kecuali pada sesama
AB. Sedangkan karena golongan darah O memiliki zat anti A maupun zat anti B,
maka golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun (A, B, AB dan O) dan disebut donor universal. Namun
orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama golongan
darah O.
Pada
praktikum, apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang
terdiri atas unsur terbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum
sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen dan protrombin (protein). Apabila
pembekuan dicegah maka perbandingan antara unsur terbentuk yang sebagian besar
merupakan sel-sel darah merah, dan plasma adalah sekitar 40-50%. Pada laki-laki
dewasa perbandingan ini tergantung pada jenis kelamin dan umur individu. Bagian
cairan yang merupakan plasma atau serum mengandung bermacam-macam zat yang
dapat dikategorikan dalam beberapa golongan yaitu :
- Golongan lemak atau lipid (kolesterol, trigliserida).
- Golongan karbohidrat (glukosa).
- Golongan protein (albumin, globulin, fibrinogen).
- Golongan enzim (amilase, transaminase, LDH, CPK).
- Golongan hormon (insulin, adrenalin, estrogen).
- Golongan vitamin (vitamin A, vitamin K, vitamin B).
- Golongan mineral (zat besi, kalium, Natrium, chlorida).
- Golongan zat warna (bilirubin).
- Golongan ampas metabolik (urea, kreatinin, asam urat).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa golongan darah sistem ABO digolongkan menjadi 4
golongan yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Adapun cara menentukan golongan
darahnya adalah jika serum A dapat menggumpalkan darah namun serum B tidak
dapat menggumpalkan darah, maka orang tersebut bergolongan darah A. Jika serum
A tidak dapat menggumpalkan darah namun serum B dapat menggumpalkan darah, maka
golongan darah orang tersebut adalah B. Dan jika kedua serum A dan serum B
menyebabkan penggumpalan pada darah seseorang maka golongan darah orang tersebut
adalah AB. Namun jika serum A dan Serum B tidak dapat menggumpalkan darah maka
darah orang tersebut adalah O.Untuk menentukan Rhesus seseorang diberikan anti-Rhesus jika setelah diberi anti-rhesus darah menggumpal maka orang tersebut mempunyai rhesus psotif sedangkan jika setelah diberi anti-rhesus darah tidak menggumpal maka orang tersebut mempunyai rhesus negatif. Berdasarkan hasil Praktikum uji golongan darah ini maka masing-masing anggota telah diketahui golongan darahnya masing-masing diantaranya: Anisa Almuawiyah memiliki golongan darah B+,Nidha Handa R A golongan darah O+, Eka Kartika memiliki golongan darah A+, Sintia Pratiwi memiliki golongan darah O+, Sri Devi memiliki golongan darah B+, Astrid Novita Sari memiliki golongan darah B+, dan Tita R memiliki golongan darah O+.
H. SARAN- Siswa lebih berhati-hati dalam pengambilan darah agar tidak terjadi kecelakaan / luka.
- Saat penetesan anti serum, ujung pipet tidak boleh ditempelkan ke sampel darah.
- Sebelum dan sesudah pengambilan
darah,
terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol
70% agar tidak terkena infeksi.
I. DAFTAR PUSTAKA
Wikihow.com.2016.Menentukan Golongan Darah.Alamat Website:https://id.wikihow.com/Menentukan-Golongan-Darah . 20 Desember 2017
Riskawati.2008.Rhesus Negatif vs Rhesus Positif.Alamat Website:https://riskawati.wordpress.com/2008/09/22/rhesus-negatif-vs-rhesus-positif/ .20 Desember 2017
Swiperxapp.com.2017.Mengenal Golongan Darah.Alamat Website :http://swiperxapp.com/2017/05/08/mengenal-golongan-darah-a-b-ab-o-dan-rhesusnya/ .20 Desember 2017
Wikihow.com.2016.Menentukan Golongan Darah.Alamat Website:https://id.wikihow.com/Menentukan-Golongan-Darah . 20 Desember 2017
Riskawati.2008.Rhesus Negatif vs Rhesus Positif.Alamat Website:https://riskawati.wordpress.com/2008/09/22/rhesus-negatif-vs-rhesus-positif/ .20 Desember 2017
Swiperxapp.com.2017.Mengenal Golongan Darah.Alamat Website :http://swiperxapp.com/2017/05/08/mengenal-golongan-darah-a-b-ab-o-dan-rhesusnya/ .20 Desember 2017
J. LAMPIRAN
a. Lampiran Gambar
a. Lampiran Gambar
1. Astrid
Novita Sari
|
|
2. Sri
Devi Agustin
|
|
3. Eka
Kartika
|
|
4. Nidha
Handa Resta A
|
|
5. Anisa
Almuawiyah
|
|
6. Tita
Rosmawati
|
|
7. Sintia Pratiwi
|
b. Lampiran Video
Tidak ada komentar:
Posting Komentar