LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
KULIAH LAPANGAN UPI BANDUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 1
Ibnu
Aljawami
|
(15541006)
|
Sri Devi
Agustin
|
(15542003)
|
Astrid
Novita Sari
|
(15541008)
|
Eka
Kartika
|
(15542010)
|
Nidha
Handa R.A
|
(15542013)
|
Tita
Rosmawati
|
(15542028)
|
Kelas 3-A
FAKULTAS PENDIDIKAN SAINS DAN
TERAPAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI S-1
INSTITUT
PENDIDIKAN INDONESIA
(IPI)
GARUT
2018
I. SISTEM TRANSPORT DARAH
a. KONTRAKSI OTOT JANTUNG
A. Judul Praktikum
Kontraksi otot jantung
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui aktivitas jantung dengan menggunakan EKG
C. Dasar Teori
Elektrokardiografi adalah pencatatan
grafis potensial listrik yang ditimbulkanoleh jantung pada waktu berkontraksi(
Sunoto Pratanu,2009, hal 1523).Adapun
konsep dasar Elektrokardiografi (EKG) adalah:
1. Potensial
Aksi: Pada saat sel mendapat stimulus potensial listrik pada membran sel otot
berubah di bandingkan dengan potensial diluar sel. Perubahan potensial yang
terjadi sebagai fungsi dari waktu disebut
2. potensial
aksi: (Sunoto Pratanu,2009, hal 1523).Potensial aksi pada serabut kontraktil
otot jantung terdiri dari 3 fase :
a. Deporalisasi
: Terjadi ketika gerbang cepat dari Na+ terbuka, sehingga ion
natriummasuk dalam sitosol serabut kontraktil dan meningkatkan potensial
membrane dari -90 mV menjadi + 20 mV.b.
b. Plateu
: adalah suatu periode garis lurus dimana potensial membrane mendekati 0
mVkarena jumlah ion kalsium yang masuk dalam sitosol seimbang dengan jumlah
ionkalium yang keluar.c.
c. Repolarisasi
: Fase pengembalian potensial mebran ke -90 mV, karena penutupangerbang kalsium
dan pengeluaran ion kalium dari dalam sel. (Tortora,2009,page 734).Mekanisme
dari potensial aksi pada jantung juga dipengaruhi oleh saraf simpatis
danparasimpatis( nervus vagus). Efek dari saraf simpatis adalah menstimulasi
nodus SA untuk meningkatkan pemasukan Ca2+ kedalam intrasel sehingga memacu sel
otot jantungkontraksi. Sedangkan efek saraf parasimpatis adalah menurunkan
permeabilitas ion K+ dengan cara melepaskan asetilkolin sehingga
memacu sel otot jantungberelaksasi(Sherrwoods,2010. Page 325-326 ).
3. Sistem
Konduksi Jantung
Proses penjalaran listrik pada otot
jantung disebut konduksi. Sistem konduksi jantungterdiri dari : Simpul
Sinoatrial ( Nodus sinus ) Sistem konduksi intra atrial, Simpul
ario-ventrikular ( sering disebut nodus atrioventrikular),Berkas His ,Cabang
berkas ,FasikelBercabang ,Serabut purkinje( Sunoto Pratanu,2009, hal 1523).
Kriteria sinus normal : Irama sinus
normal adalah irama yang ditentukan oleh simpulSA dan disebut IRAMA SINUS dan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Frekuensi:antara
60-100 x/menit2.
2) Teratur
3) Gelombang
P negatif di aVR dan positif di II4.
4) Tiap
gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T(Soetopo widjaja,2009,hal 95)
NO
|
KOMPONEN
|
KETERANGAN
SIMBOL
|
1.
|
Gelombang P
|
Depolarisasi otot atrium (sebelum
kontraksi atrium dimulai).Arahgelombang P normal selalu positif di II dan selalu
negatif di aVR.Nilai nilai normal:Tinggi kurang dari 3mm(2.5mV) dan
lebarkurang dari 3 mm(0,11 detik)
|
2.
|
Kompleks QRS
|
Depolarisasi otot ventrikel (sewaktu
gelombang depolarisasimelewati menyebar melewati ventrikel, sebelum
ventrikelberkontraksi).
|
3.
|
Gelombang T
|
Repolarisasi otot ventrikel (sewaktu
ventrikel pulih dari keadaandepolarisasi).Arah normal:sesuai dengan arah
gelombang utamaQRS.Amplitudo normal:Kurang dari 10 mm di sadapan
dad,kurangdari 5 mm disadapan ekstremitas,dan minimum 1mm.
|
4.
|
Gelombang U
|
Asal usul gelombang tersebut tidak
diketahui dan paling jelasterlihat disadapan dada VI-V4.
|
5.
|
Interval P-R
|
Jarak antara permulaan gelombang P
sampai dengan permulaankomplek QRS.Batas normal:0,12-0,20 detik
|
6.
|
Interval Q-T
|
Interval tersebut adalah jarak antara
permulaan gelombang Qsampai dengan akhir gelombang T,sehingga interval
inimengambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan
repolarisasiventrikel.Nilai normal :0,42 detik(laki-laki) &0,43
detik(wanita)
|
7.
|
Interval Q-R-S
|
Interval tersebut mengambarkan lamanya
aktivitas depolarisasiventrikel.Interval ini adalah jarak permulaan gelombang
Q sampaiakhir gelombang S.Nilai normal <0,12 detik.
|
8.
|
Interval R-R
|
Jarak antar puncak R, biasanya untuk
mengukur frekuensi denyut jantung.9 Interval S-T Diukur sejak akhir gelombang
S sampai akhir gelombang T10 Segmen PR Perlambatan nodus AV. Diukur sejak
akhir gelombang P sampaiawal gelombang R.11 Segmen ST Waktu ventrikel
kontraksi dan mengosongkan diri. Diukur sejak akhir gelombang S sampai awal
gelombang T.Sumber: (Guyton,2006,129-135)&(Soetopo widjaja,2009,18-36)f aktor-faktoryang
mempengaruhi detak jantung :
-Umur : Bayi cenderung mempunyai
detak jantung yang cepat yaitu sekitar 120 kali/ menit
Jenis kelamin: Wanita dewasa muda
mempunyai kecenderungan memiliki detak
jantung yang lebih tinggi dari pria, hal ini diduga karena pengaruh
hormonal.
Kebugaran fisik / aktifitas
fisik.
Suhu Tubuh : Peningkatan suhu
tubuh meningkatkan pengeluaran impuls dari nodusSA, yang meningkatkan detak
jantung
Hormon (Tortora,2009,page 743).
|
9.
|
Interval S-T
|
Diukur sejak akhir gelombang S sampai
akhir gelombang T
|
10.
|
Segmen PR
|
Perlambatan nodus AV. Diukur sejak
akhir gelombang P sampai awal gelombang R.
|
11.
|
Segmen ST
|
Waktu ventrikel kontraksi dan
mengosongkan diri. Diukur sejak akhir gelombang S sampai awal gelombang T.
|
a.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai
berikut:
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai
berikut:
E. Langkah Kerja1. Prosedur penggunaan alat EKG
a. Membersihkan
bagian tubuh yang akan diperiksa dengan menggunakan kapas beralkohol 70%
b. Menunggu
sampai alcohol kering, kemudian oleskan dengan EKG krim pada bagian yang
dimaksud ( dada, pergelangan tangan, dan kaki)
c. Memasangkan
elektroda pada dada, pergelangan tangan dan kaki sesuai dengan kode warna
elektroda pada tabel dibawah ini.
Tabel.
Peletakan
Pasangan Elektrode dengan Bagian Tubuh Sesuai Warna dan Kode
Warna
|
Kode
|
Tempat
|
Warna
|
Kode
|
Tempat
|
Merah
|
R
|
Lengan
kanan
|
Putih
|
RA
|
Lengan
kanan
|
Kuning
|
L
|
Lengan
kiri
|
Hitam
|
LA
|
Lengan
kiri
|
Hijau
|
F
|
Kaki
kanan
|
Merah
|
LL
|
Kaki
kiri
|
Hitam
|
N
|
Kaki
kiri
|
Hijau
|
RL
|
Kaki
kanan
|
Putih/merah
|
C1
|
Dada
1
|
Coklat/merah
|
V1
|
Dada
1
|
Putih/kuning
|
C2
|
Dada
2
|
Coklat/kuning
|
V2
|
Dada
2
|
Putih/Hijau
|
C3
|
Dada
3
|
Coklat/hijau
|
V3
|
Dada
3
|
Putih/coklat
|
C4
|
Dada
4
|
Coklat/biru
|
V4
|
Dada
4
|
Putih/hitam
|
C5
|
Dada
5
|
Coklat/orange
|
V5
|
Dada
5
|
Putih/ungu
|
C6
|
Dada
6
|
Coklat/ungu
|
V6
|
Dada
6
|
2. setelah elektroda terpasang kemudian
operasionalkan EKG secara otomatis/manual
a. Otomatis
· Memilih operasi pada posisi A, pada
setiap panelnya.
·Menekan start/stop, maka alat EKG akan
beroperasi dengan sendirinya dengan memeriksa komponen
b. Manual
· Memilih operasi pada posisi M pada
setiap panelnya
· Pilih LEAD EKG dengan cara menekan LEAD
dan FEED untuk mengubah sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya tekan tombol
start/stop.
3. Hal yang harus diperhatikan pada saat
penggunaan EKG
a.Pasien
harus dalam keadaan rileks, sebab dalam keadaan stress/batuk/bersin akan
mempengaruhi tampilan pada EKG
b. Penggunaan
EKG krim harus secukupnya, jangan terlalu banyak atau sedikit.
4. Jauhkan pasien&EKG dari peralatan
yang menimbulkan gelombang induksi elektromagnetik
5. Pastikan peralatn menggunakan
arde/grounding.
F. Hasil Pengamatan
Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil
sebagai berikut:
Di
indikasikan Anemia, untuk ukuran darah normal adalah > HR-70
|
|
Normal
calibrasi adalah 1mV
|
|
Ritme
jantung pada awal tidak normal. di asumsikan sedang dalam kondisi tidak
tenang. Ritme jantung setelahnya normal karena gelombang P diikuti kompleks
QRS dan Gelombang T
|
|
Denyut
nadi pada kaki normal, bisa di simpulkan kaki sering melakukan gerakan
gerakan sehingga otot-otot pada kaki tidak kaku.
|
F. Pembahasan
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya
terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti
"menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang pentin
- EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark akut
- EKG membantu menemukan gangguan elektrolit
- EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi
- EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit selain penyakit jantung
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan
indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas elektrokardiogram
merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung.
Tes tersebut merekam aktivitas listrik dari jantung, dan pada batas tertentu,
mengidentifikasi jika ada peredaran atau aliran darah yang tidak normal. EKG
memberikan gambaran ukuran dan bentuk hati dengan baik. Jantung adalah salah
satu organ otot paling besar dan di bagi menjadi empat bilik. Bilik atas
disebut atrium kanan dan kiri, dan bilik bawah adalah ventrikel kanan dan kiri.
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh lewat hidung atau mulut akan tergabung
dengan darah dari paru-paru. Lalu, darah tersebut bergerak dari paru-paru ke
pembuluh darah pulmonari dan ke atrium kiri. Lalu, dipompa ke ventrikel kiri
dan melewati aorta, di mana oksigen didistribusikan ke jaringan dan sel.
Karena oksigen terdistribusi dan digunakan oleh tubuh, karbon monoksida
menyatu dengan darah untuk mengeliminasi. Pasokan kembali ke jantung melalui
atrium kanan dan lanjut ke ventrikel kanan, di mana akan mengalir ke arteri
pulmonari yang terhubung dengan paru-paru. Paru-paru mengeluarkan karbon
dioksida, sementara oksigen masuk ke aliran darah.
Agar jantung dapat memompa darah melewati bilik maka dibutuhkan
rangsangan listrik. Segala interupsi pada siklusnya dapat menyebabkan beragam
gejala dan kondisi kardiovaskular. Masalah yang memengaruhi bilik atau bagian
jantung lainnya dapat memberi dampak pada aliran darah.
Mengetahui EKG yang normal dan abnormal
1. Calibrasi: Normal calibrasi adalah 1mV (10
kotak kecil / 2 kotak besar)
2. Ritme: Normal ritme jantung adalah 50-100x/menit
Irama
sinus adalah irama gelombang P diikuti komplek QRS dan gelombang T
a. Sinus rhytm berarti detak jantung
diantara 50-100x.menit
b. Sinus takikardi berarti detak jantung
> 100x/menit
c. Sinus bradikardi berarti detak jantung
kurang dari 50x/menit
d. Sinus aritmia berarti
detak jantung berubah setiap detik
(a)
(b)
(c)
3. Rate: Yang paling mudah menggunakan rumus: 1500/jumlah kotak kecil antara gel. R-R
4. Gelombang P: Normal ---> Tinggi 1-3 kotak kecil- Positif pada lead I, II, aVF.
5. PR Interval : Normal -----> Durasi 3-5 kotak kecil
6. QRS axis (menggunakan gelombang QRS)
Axis normal: Lead I dan aVF (+)
Menyimpang ke kanan: Lead I (-) dan aVF (+)
Menyimpang ke kiri: Lead I (+) dan aVF (+)
Menyimpang ke kanan yang hebat: Lead I dan aVF (-)
7. Gelombang QRS: Tinggi 5-20 kotak kecil dan durasi: 1,5-3 kotak kecil
8. QT Interval: Durasi < 10 kotak kecil
9. Bentuk QRS
10. Gelombang U: Tanda hipokalemi, normal : tidak ada/tidak muncul11. ST segment: Normalnya isoelektrik (sejajar/menyentuh garis merah) atau < 1 kotak kecil
12. Gelombang T: Jika positif (+) pada lead I, II, V3-V6 dan jika Negatif (-) pada lead aVR
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi jantung responden dalam
keadaan baik atau normal walaupun probandus di diagnosis mempunyai anemia
(kekurangan darah).
I. Daftar Pustaka
Medkes.com.2015. Pengertian, Fungsi, dan Prosedur Elektrokardigram (EKG). Alamat Website: https://www.medkes.com. 20 Januari 2018
Wikipedia.2017. Elektrokardiogram. Alamat Website:https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram. 20 Januari 2018
Tim Olvista.2012. Apa Itu Pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram).Alamat Website: http://olvista.com/apa-itu-pemeriksaan-ekg-elektrokardiogram/.20 Januari 2018
J. Lampiran
Menyiapkan alat yang akan digunakan
|
Mengambil kabel 1
|
Mengambil kabel 2
|
Mengambil kabel 3
|
Mengambil kabel 4
|
Mengambil kabel 5
|
Meletakkan kabel pada kedua tangan
dengan menggunakan capitannya
|
Meletakkan kabel pada kedua tangan
dengan menggunakan capitannya
|
Mengatur alat yang akan digunakan
|
Hasil akhir
|
b. PENGUKURAN
KADAR HB (HEMOGLOBIN)
A. Judul Praktikum
Pengukuran
kadar Hb (Hemoglobin)
B. Tujuan
Praktikum
Untuk
mengetahui kadar Hb (hemoglobin) pada darah dengan menggunakan metode Sahli
C. Dasar
Teori
Darah adalah
suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang disebut plasma.
Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan
rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup.
Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosi.
Hemoglobin
adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globulin
radikal prostetik yang berwarna yang di sebut heme.Tiap liter darah mengandung
kira-kira 150 gram hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks
globlin yang dibentuk empat subunit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem
yang di konjugasi ke suatu polipeptida.Hem adalah turunan porofirin yang
mengandung zat besi (Fe).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen
respiratorik dalam butiran-butiran darah merah.Jumlah hemoglobin dalam darah
normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100ml darah dan jumlah ini biasanya di
sebut “100 persen” .
Adapun Fungsi
Hemoglobin (Hb) antara lain:Mengatur
pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh, mengambil
oksigen dari paru-paru di bawah ke seluruh jaringan tubuh untuk di pakai bahan
bakar, dan Membawa
karbon dioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke
paru-paru untuk di buang.Faktor
yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin (Hb) adalah Kecukupan
besi dalam tubuh dan metabolisme
besi dalam tubuh
Kelompok
Umur
|
Batas
Nilai Hemoglobin (Gram/ml)
|
Anak 6 bulan – 6 tahun
|
11,0
|
Anak 6 tahun- 14 tahun
|
12,0
|
Pria dewasa
|
13,0
|
Wanita dewasa
|
12,0
|
Ibu hamil
|
11,0
|
Pemeriksaan hemoglobin salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli adalah suatu metode yang
dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin secara sederhana atau merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dengan membandingkan warna
secara visual (warna yang dihasilkan dengan warna standar yang ada pada
haemometer sahli).
D. Alat
Dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Blood
lancet
|
Untuk menusukkan jari agar keluar
darah
|
|
2.
|
Haemometer Sahli
|
Untuk mengukur kadar Hb (hemoglobin)
pada darah
|
|
3.
|
Kapas
|
Untuk membersihkan tetesan darah
pertama
|
|
4.
|
Pipet Sahli
|
Untuk mengambil darah untuk diukur
kadar emoglobinnya
|
|
5.
|
Batang Pengaduk
|
Untuk mengaduk larut agar homogen
|
|
6.
|
Cawan Petri
|
Untuk menyimpan larutan HCL (Asam
Klorida)
|
|
7.
|
Kamera
Hp
|
![]() |
Untuk mendekomentasikan kegiatan
praktikum pada saat pengamatan
|
8.
|
Tissue
|
![]() |
Untuk membersihkan kotoran
|
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Alkohol
|
Agar jari tangan kita steril ketika
ditusuk dengan blood lancet
|
|
2.
|
Sampel
Darah
|
Untuk diuji kadar hb (Hemoglobin)
|
|
3.
|
HCL
|
Sebagai penetral pada darah
|
E. Langkah
Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
- Menyiapkan alcohol 70% kemudian meneteskannya ke dalam kapas lalu mengoleskan kepada ujung jari tangan.
- Memasukkan blood lancet ke dalam alat pen lancet.
- Menusukkan alat tersebut ke ujung jari tangan kemudian setelah darahnya keluar lalu di hisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0,1 ml.
- Memasukkan darah tersebut ke dalam tabung sahli kemudian meneteskani larutan HCl 1tetes sambil diputar sehingga homogen.
- Setelah homogen warna darah tersebut di samakan dengan warna dari indicator yang berada di sebelahnya.
G. Pembahasan
Metode Sahli adalah suatu metode yang
dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin secara sederhana atau merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dengan membandingkan warna
secara visual (warna yang dihasilkan dengan warna standar yang ada pada
haemometer sahli). Prinsip metode sahli adalah hemoglobin dalam darah oleh HCl
menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
standar dalam alat tersebut.Metode sahli kurang naik karena tidak semua jenis
HB dapat diubah menjadi asam hematin seperti karboksi methemoglobin,
sulfathemoglobin.
Pada saat praktikum metode yang
di gunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan menggunakan haemometer
sahli untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan
cara sederhana, namun tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam
pengamatan angka Hemoglobin (Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin
dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang
ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion
Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang
berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar
(hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar
dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna
hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama
dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang,
maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain,
misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil
pembacaan. Meskipun demikian untuk
pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau
pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai (Sopny, 2011).
Dari hasil percobaan dapat dihasilkan
hasil pengukuran yaitu kadar Hb (Hemoglobin) yang dimiliki oleh sampel darah
dengan nama Nidha Handa R A adalah sebesar 14 gram dan 90 %. Hal ini tidak
sesuai dengan kriteria kadar hb yang baik atau normal bagi wanita seharusnya
adalah sebesar 12. Namun hal ini tidak harus dikhawatirkan karena mengapa kadar Hb bisa mencapai 14 hal ini
dimungkinkan oleh beberapa factor salah satunya adalah responden yang diambil
sel darah merah berasal dari daerah pengunungan yang notabene nya diperlukan
kadar hb yang cukup agak tinggi untuk mengimbangi cuaca atau suhu disana.
Beberapa faktor kesalahan pada penetapan kadar Hb metode Sahli antara lain human erorr, tidak tepat mengambil sampel darah sebanyak 0,1 mL, tidak baik caranya pada saat pencampuran antara darah dan HCl pada waktu
mengencerkan, adanya gelembung udara di permukaan pada waktu membaca,Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.
Kesalahan seperti diatas dapat
menyebabkan kurang akuratnya hasil pemeriksaan Haemoglobin. Sehingga diharapkan
pemeriksa benar benar memperhatikan cara kerja dan faktor diatas agar hasil
yang didapatkan lebih akurat.
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan,
diperoleh hasil kadar Hb pada sampel darah atas nama Nidha Handa RA yaitu 14
gr/dL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar Hb dalam darah responden
masih dalam keadaan normal dimana nilai rujukan kadar Hb untuk perempuan adalah
12-16 gr/dL.
I. Daftar Pustaka
Kerjanya.2014.Hemoglobin.Alamat
Website :http://www.kerjanya.net/faq/4844-hemoglobin.html.19
Januari 2018
Dosenbiologi.com.2017.Pengertian
Darah dan Fungsinya.Alamat Website :https://dosenbiologi.com/manusia/pengertian-darah.
19 Januari 2018
Wordpress.com.2013.Penentuan
Kadar Hb Metode Sahli.Alamat Website :https://imamri.wordpress.com/tag/penentuan-kadar-hb-metode-sahli/.19
Januari 2018
Melizareiliana.mahasiswa.unimus.ac.id.2016.Pemeriksaan
Hb.Alamat Website :http://melizareiliana.mahasiswa.unimus.ac.id/pemeriksaan-hb/.19
Januari 2018
J. Lampiran
Menyiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan.
|
Menghisap darah dengan pipet
hemoglobin sampai garis tanda 0,1 ml.
|
Menghisap larutan HCl sambil diputar
sehingga homogen.
|
Memasukkan darah tersebut ke dalam
tabung sahli.
|
Setelah homogen warna darah tersebut
di samakan dengan warna dari indicator yang berada di sebelahnya.
|
Hasil akhir.
|
2. SISTEM SARAF
a. SISTEM SARAF PADA KATAK SAWAH
A. Judul Praktikum
Sistem
syaraf pada katak sawah Fejervarya
cancrivora
B. Tujuan
Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui reflex normal dan spinal pada katak Fejervarya cancrivora
C. Dasar Teori
Tiap bagian susunan syaraf pusat
mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang (fasilitasi) atau menghambat
(inhibasi) bagian-bagian tertentu dari otak dan selanjutnya mengamati
reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai funsi
bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian kesimpulan yang tepat mengenai
fungsi bagian-bagian tesebut. Apabila suatu bagian tubuh di rangsang , maka
bukan bagian itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut, tetapi dapat
juga bagian-bagian tubuh yang lain.
Hal ini terjadi karena bila suatu
reseptor di rangsang cukup kuat , maka rangsangan tersebut diteruskan melalui
saraf eferen berpusat , dipusat rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa
syaraf asesoris menuju ke beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor.
Jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak
bereaksi.
Unit dasar aktivitasi integrtif saraf
adalah busur reflex. Busur ini tersiri dari organ sensorik, reseftor neuron
aferen , atu sinaf atau lebih pada integrasi sentral, neuron eferen dan
efektor. Pada mamalia dan manusia, hubungan neuron aferen dan eferen saraf
somatic adalah dalam otak atau medulla spinalis.
Neuron aferen masuk melalui radiks
dorsal atau syaraf-syaraf kranial dan bahan selnya terletak pada ganglion
radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari saraf kranial. Serabut eferen
meninggalkan rangsangan melalui radiks ventral atau saraf motoric kranial yang
sejenis. Didapatkan dua macam reflex yaitu :
- Reflex monosinapsis : dimana hanya terdapat satu sinapsis serabut aferens dan eferens (contoh: reflex pada bagian patella atau reflex Achilles).
- Reflex polisinapsis yang mempunyai busur reflex dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron aferens dan eferens ( contoh : reflex pada kornea mata).
Afektivitas reflex baik
yang monosinapsis dan polisinapsis adalah stereotype dan spesifik menurut
perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbukan jawaban
tertentu pula.
D. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Akuarium
|
Untuk melihat tanggapan katak yang
sudah di dekapitasi saat di beri perlakuan.
|
|
2.
|
Bak
bedah
|
Tempat / wadah pada saat memotong
bagian kepala katak.
|
|
3.
|
Statif
|
Untuk mengantung katak yang sudah di
dekapitasi melihat tanggapan yang diberikan setelah dilakukan sumasi.
|
|
4.
|
Rantai
pengantung
|
Untuk
mengantung katak agar dapat mengetahui tanggapan/ respon saat di berikan
perlakuan.
|
|
5.
|
Sonde
|
Untuk melakukan perlakuan (sentuhan)
pada katak
|
|
6.
|
Gunting
bedah
|
Untuk mengunting bagian kepala
(dekapitasi)
|
|
7.
|
Pipet
tetes
|
Untuk meneteskan larutan H2SO4 1%,
H2SO4 3%, dan H2SO4 3% agar dapat mengetahui tanggapan yang diberikan katak.
|
|
8.
|
Spirtus
|
Untuk memanaskan sonde agar mengetahui
rangsangan yang diberikan katak
|
|
9.
|
Kamera
Hp
|
![]() |
Untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum
|
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Katak
|
Untuk bahan praktikum agar mengetahui
reflex normal dan spinal pada katak.
|
|
2.
|
Larutan
HNO3 encer
|
Untuk
mengetahui rangsangan dan tanggapan pada katak saat diberikan perlakuan.
|
|
3.
|
Larutan
H2SO4 1%
|
Untuk mengetahui tanggapan rangasan
|
|
4.
|
Larutan
H2SO4 3%
|
Untuk mengetahui tanggapan rangasan
|
|
5.
|
Larutan
H2SO4 5%
|
Untuk mengetahui tanggapan yang
diberikan.
|
|
6.
|
Larutan
HNO3 pekat
|
Mengetahui tanggapan atau rangsangan
pada katak.
|
|
7.
|
Larutan
fisiologis (NaCL 0,6%)
|
Untuk mempertahankan sel-sel untuk
tetap hidup.
|
E. Langkah
kerja
a. Katak normal
- Memeganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan gengamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan dengan gelas. Pengaduk atau sonde pada daerah mata.
- Mengamati reflex yang terjadi.enyentuhlah nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut.
- Mengusap bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior.
- Menggores/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
- Memegang kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakangnya bebas, kemuadian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada punggungnya . amati apa yang terjadi.
- Melakukan sumasi rangsangan kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
b. Katak Dekapitasi
Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya
memiliki spinal ( spina frog) atau katak dekapitasi. Ketika mengangkat
kepalanya kerjakan dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya
(spinal cord). Perhatikan cara berikut :- Memasukan katak tersebut kedalam aquarium , perhatikan gerakannya.
- Melentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk mengembalikan badanya atau tidak.
- Meletakan katak tadi pada bidang miring mengarah kebawah bidang tersebut , perhatikan gerakannya.
- Melakukan sumasi dengan rangsangan zat-zat kimia seperti berikut : Menyediakan 3 gelas beaker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%,3%, 5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjai respon. Celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum di celupkan jari katak harus dicuci terlebih dahulu
- Menyentuh jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya
- Menyentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas , bagaimana reaksinya?
a. Katak Normal
No.
|
Jenis
Rangsangan
|
Tanggapan
yang diberikan oleh katak
|
Keterangan
|
1.
|
Sentuhan sonde pada daerah mata
|
Katak tersebut bergerak reflex dengan
mengedipkan matanya
|
Katak merespon
|
2.
|
Menyentuhlah nares eksterna pada katak
|
Terjadi pergerakan pada bagaian nares
dengan gerakan mengembang dan mengempis
|
Katak merespon
|
3.
|
Mengusap lah bagian tenggorokan sampai
bagian perut
|
Tidak terjadi gerakan anggota badan
anterior
|
Katak merespon
|
4.
|
Menggores/ sentuhlah bagian lateral
atau dorsal tubuh katak
|
Katak tidak berbunyi (mengeluarkan
suara)
|
Katak tidak merespon
|
5.
|
Memegang kedua kaki depannya dan
biarkan kedua kaki belakangnya bebas, kemuadian goreskan gelas pengaduk yang
telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada punggungnya
|
Terjadi pergerakan pada bagian kedua
kaki belakang
|
Katak merespon
|
6.
|
Sumasi rangsangan
|
||
a.
H2SO4 1%
|
Terjadi pergerakan pada kedua kaki
belakang
|
Berontak
|
|
b.
H2SO4 3%
|
Tedapat pergerakan hanya pada bagian
kaki belakang
|
||
c.
H2SO4 5%
|
Tidak terdapat gerakan pada bagian
tubuh katak
|
Diam
|
b. Katak yang telah didekapitasi
No
|
Jenis
Rangsangan
|
Tanggapan
yang diberikan oleh katak
|
Keterangan
|
1.
|
Memasukan katak tersebut kedalam
aquarium
|
Katak sedikit menggerakan tubuhnya
|
Mengerakan tubuhnya (hanya beberapa
detik)
|
2.
|
Melentangkan katak pada bak bedah
|
Tidak bergerak
|
Katak sudah melemah
|
3.
|
Meletakan katak tadi pada bidang
miring mengarah kebawah bidang tersebut
|
Katak hanya berdiam tidak berusaha
mengembalikan badannya
|
Katak tidak merespon
|
4.
|
Mengantung katak tersebut pada bagian
bawah rahangnya.
|
Tidak bergerak
|
Katak tidak merespon
|
5.
|
Sumasi rangsangan
|
||
a.
H2SO4 1%
|
Tidak terjadi pergerakan
|
Katak melemah
|
|
b.
H2SO4 3%
|
Tidak terjadi pergerakan
|
Katak melemah
|
|
c.
H2SO4 5%
|
Tidak terjadi pergerakan
|
Katak melemah
|
|
6.
|
Menyentuh jari kaki belakang dan jari
kaki depan dengan benda panas
|
Tidak terjadi pergerakan
|
Katak sudah mati (tidak ada respin
gerakan reflex)
|
7.
|
Menyentuh pula bagian ventral/perutnya
dengan benda panas
|
Tidak terjadi pergerakan
|
Katak sudah mati (tidak ada respin
gerakan reflex)
|
G. Pembahasan
Salah satu hewan ampibhi adalah katak .
system syaraf katak .system syaraf katak tersusun atas system syaraf pusat dan
syaraf tepi. Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang,
dan susmsum lanjutan yang membentuk suatu system syaraf pusat , sedangkan
serabut-serabut syaraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang
membentuk suatu system syaraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga
berbentuk oval.
Pada praktikum yang kami lakukan kali
ini mengenai reflex normal dan reflex spinal. Pada katak normal yang telah di
berikan beberapa perlakuan . pada katak reflex normal ketika diberi rangsangan
dengan memegang katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan menggengam kedua
kaki belakangnya, katak tersebut memberikan tanggapan berupa mengedipkan
kemudian ketika di beri rangsangan pada bagian nares eksterna (hidung) dengan
menggunakan sonde katak tersebut memberikan tanggapan dengan membuka dan
menutupnya kedua lubang nares tersebut, ketika diberi rangsangan pada bagian
perut katak tidak memberikan tanggapan atau tidak menggerakan anggota badan
anteriornya. Pada saat menyentuh bagian lateral dan dorsal dengan menggunakan
sonde katak tidak memberikan rangsangan (tidak berbunyi) . Pada saat memengang
kedua kaki depannya dan membiarkan kedua kaki belakang bebas dengan
mencelupkanya ke dalam HNO3 encer pada punggungnya katak tersebut tidak
memberikan tanggapan ( tidak terjadi pada pergerakan pada kaki). Dan ketika
melakukan sumasi rangssangan kimia dengan mencubit-cubit bagian tubuhnya dengan
pincet sebagai berikut:
a. Pada
larutan reaksi 1% H2SO4 ketika diberi rangsangan pada katak terjadi pergerakan
pada kaki belakangnya (berontak)
b. Pada
larutan reaksi 3% H2SO4 ketika di beri rangsangan pada katak terdapat
pergerakan hanya pada bagian kaki
c. Pada
larutan reaksi 5% H2SO4 ketika diberikan rangsangan pada katak tidak terdapat
gerakan pada bagian katak tersebut.
Pada katak normal katak dapat merespon
dengan baik . hal ini dikarenakan katak memiliki system syaraf yang mana
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak hingga menimbulkan
respon. Respon akan di tanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada
antara permukaan luar dan dalam membrane. Sel-sel dengan sifat ini disebut
dapat di rangsang (excitable) dan dapat digangu (irritable). Neuron ini segera
bereaksi terhadap stimulus, dan dimodifikasi potensial listrik dapat tervatas
pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian
neuron oleh membrane. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau imflus syaraf,
mampu melintasi jrak yang jauh implus syaraf menerima informasi kaeneuron lain,
baik otot maupun kelenjar.
Pada katak normal yang diberikan
hambatan maka gerakan pada katak akan terhambat , hal ini dikarenakan oleh alat
gerak yang telah di hambat dengan mengikatnya dengan tali pengait pada saat
praktikum. Pada katak yang diperlakukan dengan merusak system syaraf otaknya,
maka respon yang dihasilkan tetep namun katak merespon stimulus sangat lama.
Hal ini dikarenakan system syaraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada
saat penususkan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum.
Pada katak yang telah didekapitasi atau
dihilangkan otaknya sehingga hanya memiliki spinal (spinal frog) dengan
memotong bagian kepalanya percis di bawah membrane tymphani katak dan
menutupnya dengan kapas yang sudah dibasahi dengan NaCl yang berfyngsi untuk
mempertahankan sel-sel untuk tetap hidup di berikan rangsangan yaitu dengan
memasukan katak ke dalam aquarium yang sudah didekapitasi katak tersebut
memberikan tanggapan dengan sedikit menggetarkan bagian tubuhnya beberapa detik
hal itu terbukti bahwa katak yang sudah mengalami dekapitasi system syaraf
masih berfungsi walaupun dalam keadaaan katak tersebut sudah di dekapitasi,
pada perlakuan kedua saat di beri rangsangan dengan melentangkan katak pada bak
bedah katak tersebut tidak memberikan tanggapan , katak tidak berusaha
mengembalikan badannya. Pada perlakuan ketiga katak disimpan pada bidang miring
mengarah ke bawah bidang katak tersebut tidak memberikan tanggapan (tidak
bergerak).kemudian katak di berikan rangsangan dengan larutan untuk mengetahui
tanggapan yang diberikan oleh katak:
- H2SO4 1% ketika kaki katak dicelupkan tidak terjadi pergerakan.
- H2SO4 3% ketika kaki katak dicelupkan tidak terjadi pergerakan.
- H2SO4 5% ketika kaki katak dicelupkan tidak terjadi pergerakan
Pada perlakuan ke empat menyentuh jari
belakang dan jari kaki depan dengan benda panas , katak tersebut tidak
memberikan tanggapan (tidak bergerak) dan pada perlakuan terakhir menyentuh
bagian ventral/perutnya dengan benda panas , katak tersebut tidak memberikan
tanggapan (tidak bergerak).
H. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada katak terutama pada bagian sistem
syaraf dapat disimpulkan bahwa sistem syaraf katak memiliki saraf [usat yaitu
otak, dan syaraf tepi yaitu sumsum tulang belakang. Dimana ketika terjadi
dekapitasi maka katak akan tetap menerima rangsangan dan memberikan tanggapan
disebabkan oleh sistem syarafnya tidak bergantung pada otak saja melainkan pada
sumsum tulang belakang, ditambah dengan adanya larutan NaCl yang berfungsi untuk
mempertahankan
sel-sel untuk tetap hidup.
I. Daftar Pustaka
Wikipedia.org.2017.Saraf.Alamat
Website :https://id.wikipedia.org/wiki/Saraf.19
Januari 2018
Adriautami.2010.Fungsi
Saraf.Alamat Website:https://adriautami.wordpress.com/2010/05/05/fungsi-saraf/.19
Januari 2018
Genggaminternet.com.2015.Bagian
Sel Saraf dan Fungsinya.Alamat Website:http://genggaminternet.com/bagian-sel-saraf-dan-fungsinya-materi-lengkap/.19
Januari 2018
Wikipedia.org.2017.Sel
Saraf.Alamat Website.https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_saraf.19
Januari 2018
Perpusku.com.2015.Sistem
Saraf dan Bagian-bagiannya.Alamat Website:http://www.perpusku.com/2017/01/sistem-saraf-pengertian-dan-bagian-bagiannya.html.19
Januari 2018
J. Pertanyaan
- Pada katak yang telah di dekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsangan yang diberikan ? jelaskan jawaban anda ?Jawaban: Katak yang telah di dekapitasi masih sanggup merespon, namun responnya hanya berupa gerak reflex (sedikit gerakan ) karena yang bekerja adalah system syaraf tepi (susum tulang belakang)
- Apakah yang dimaksud dengan reflex? Jelaskan bagaimana mekanismenya! Jawaban: Gerak reflex adalah gerakan yang tak disadari atau yang baru disadari setelah gerak itu terjadi. Mekanisme dan urutan gerak reflex : Pada gerak reflex, rangsangan yang dating dari reseptor tidak seluruhnya sampai ke otak untuk diolah. Proses jalannya rangsangan pada gerak reflex dapat di sederhanakan sebgai berikut: Rangsangan => reseptor => saraf sensorik => saraf penghubung => susmsum tulang belakang => saraf penghubung => saraf motoric => otot => gerak . Jalan pendek yang ditempuh oleh rangsangan sehingga menimbulkan gerak reflex disebut lengkung reflex . jenis reflex bergantung pada syaraf penghubungnya apakah ada di sumsum tulang belakang atau ada di otak. Apabila refleksnya hanya melibatkan sumsum tulang belakang , maka disebut reflex cerebellar.
K. Lampiran
Larutan yang digunakan untuk
mengetahui sistem saraf pada katak
|
Potongan kepala yang telah
didekapitasi
|
Pada saat katak di akuarium yang telah di dekapitasi
|
Pada saat menggantung katak pada
statif
|
b. REFLEKS PADA TENDON MANUSIA
A. Judul Praktikum
Refleks pada tendon manusia
B. Tujuan PraktikumUntuk mempelajari refleks tendon pada patella manusia
C. Dasar Teori
Sistem saraf merupakan salah satu
bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,
menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons
terhadap rangsangan tersebut.. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh
alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf
dan alat indera. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (eksternal)
misalnya suara, cahaya, bau, panas, dingin, manis, pahit dan sebagainya.
Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh disebut juga rangsangan
internal, misalnya rasa haus, lapar, dan nyeri (Administrator, 2009).
Gerak refleks ialah gerakan pintas
ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung
dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan
terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron
motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks
otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks
tulang belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang
tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.(Idel,antoni.2000:210-215).
Akson dari kebanyakan hewan mamalia
umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang
terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat
ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada kason tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212).
Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran
yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam
keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut
terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi
adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.(Isnaeni,wiwid.2006:61-71).
Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan
dendrit, maka akan merupakan tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berfungsi
merambatkan impuls yang meninggalakan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel
saraf dalam retina yang disebut sel amaksin tidak memiliki axon sama sekali.
Axon berpangkal pada badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan axon
hillocle. Di dalam daerah ini tidak terdapat substansi nissl karena di daerah
ini banyak nerofibril yang akan meninggalkan badan sel. Selain berkemampuan
utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraf berkemampuan bersekresi
seperti halnya sel kelejar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan dalam
kategori neroendokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem saraf dan
sistem endokrin (Subowo, 2002: 165).
Sebuah sinapsis neuromuskular
terdiri dari sebuah ujung saraf motor prasinapsis menutupi daerah pascasinaps
(postsynaptic sole plate) sebuah serabut otot pada ujung terminal sebuah cabang
telodendron, sebuah ujung saraf motor terbentuk oleh pertumbuhan cabang pendek
dalam daerah terbatas. Tiap cabang ujung saraf terssisip dalam daerha celah
neuromuskular 40 sampai 50 nm. Neuron eferen somatik menginervasi otot
kerangka. Gap sebagai unit mptor karena serabut otot yang diinervasi
berkontraksi sebagai unit bila neuron dirangsang. Unit motor dapat terdiri dari
satu sampai beberapa ratus serabut otot. Unit motor yang besar mendapat
inervasi neuron besar dan berkaitan dengan otot besar. Sebuah serabut otot
secara individu tergolong pada satu unit motor dan menerima masukan sinaps di
bagian tengah (Dellmann, 1992: 198-199).
Terbentuk di dalam lingkaran
jaringan saraf tulang punggung terdapat sejumlah respon stereotip yang disebut
refleks. Refleks yang paling terkenal adalah refleks regang monosinapsis atau
refleks sentakan lutut (kneejerk refleks) yang dapat dikeluarkan bila suatu
urat ditepuk, yang menyebabkan regangan otot mendadak. Akibatnya berupa refleks
kontraksi otot untuk mengembalikan panjangnya yang normla. Sambungan neuron
yang diperlukan untuk refleks ini terdiri atas kelompok neuron sensorik yang
masuk, yang membawa berita bahwa otot-ototnya telah diregangkan, dan sekumpulan
neuron motoris yang mengendalikan kontraksi sel-sel otot (Bevelander, 1988:
134).
Suatu refleks adalah suatu respon
automatis yang sederhana terhadap suatu rangsangan yang hanya melibatkan
beberapa neuron, yang semuanya dihubungkan dengan tingkat umum yang sama dalam
sistem saraf pusat. Refleks yang ada pada waktu lahir dan lazim bagi manusia
disebut refleks turunan. Refleks lain yang diperoleh karena pengalaman disebut
refleks bersyarat. Kebutuhan anatomis minimum untuk perilaku refleks adalah
neuron sensori dengan reseptor untuk menerima rangsangan, yang dihubungkan oleh
nsinapsis ke neuron motor yang dilekatkan pada suatu otot atau efektor lain,
sperti refleks regang ekstensor. Sejumlah refleks melibatkan hubungan antara
banyak interneuron dalam sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang tidak
hanya berfungsi dalam menyalurkan impuls dari dan ke otak (Villee, 1999:
244-245).
D. Alat dan BahanE. Langkah Kerja
- Menyiapkan palu karet untuk digunakan pada praktikum
- Menekukan lutut
- Memukulkan palu karet ke kaki
- Mengamati apa yang terjadi pada kaki
Nama
|
Respon / Gerakan kaki
|
Keterangan
|
Ibnu
Aljawami
|
Karena
ada rangsangan kaki merespon dengan cara menendang
|
Merespon
karena ada rangsangan
|
Sistem saraf somatik (saraf sadar) merupakan sistem saraf
yang melayani kulit, otot rangka, dan tendon.Saraf somatik meliputi saraf-saraf
yang menerima dan menghantarkan informasi dari reseptor sensori (rangsangan
eksternal) ke SSP dan menyampaikan penrintah dari SSP ke otot rangka.Sistem
saraf somatik disebut saraf sadar karena sistem saraf ini bekerja menurut
kesadaran kita. Misalnya melalui alat
indra kita dapat menditeksi sesuatu yang berbahaya.
Beberapa aksi dalam sistem saraf sensorik adalah berupa
gerak refleks, yaitu gerakan spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai
tanggapan terhadap rangsangan.Gerak refleks ini terjadi sangat cepat, tanpa
melalui pertimbangan otak.Pada gerak refleks, impuls saraf bergerak dari
reseptor sensori di sepanjang serat saraf sensori menuju akar dorsal pada
sumsum tulang belakang.
Di dalam sumsum tulang belakang, pesan yang dibawa sel saraf
sensori disampaikan ke sejumlah sel saraf asosiasi. Beberapa sel saraf asosiasi
membentuk sinapsis dengan sel saraf motor yang terdapat pada akar ventral
sehingga pesan mengalir disepanjang serat saraf motor menuju efektor (otot).
Selanjutnya otot berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan.
H. Kesimpulan
Berdasarkan data pengamatan dapat disimpulkan bahwa ketika
ada rangsangan, kaki langsung merespon dengan cara menendang.
I. Daftar Pustaka
Menurutparaahli.com.2017.Pengertian
Refleks Tendon.Alamat Website : http://menurutparaahli.com/tag/pengertian-refleks-tendon/.
19 Januari 2018
Akbarmangindara.2012.Refleks
Fisiologis pada Manusia.Alamat Website ;https://akbarmangindara.wordpress.com/2012/05/30/refleks-fisiologis-pada-manusia/.19
Januari 2018
Wicaktini.2013.Refleks
pada Tendon Manusia.Alamat Website: https://wicaktini.wordpress.com/2013/11/25/refleks-pada-tendon-manusia/.
19 Januari 2018
3. SISTEM OTOT (MEKANISME KERJA OTOT)
A. Judul Praktikum
Mekanisme
kerja otot
B. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses:
- Mempelajari respon otot terhadap beragai macam rangsangan
- Mengukur kecepatan kontraksi tunggal otot rangka
- Mempelajari periode-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan
Otot disebut alat gerak aktip karna
mampu menghasilkan gerakan tubuh. Jaringan otot seperti jaringan yang lain
memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilasi), mampu merambatkan
implus (sifat konduktifitas),mampu melaksanakan metabolisme dan treproduksi.
Sifat jaringan otot yang khas adalah kemapuannya untuk berkontraksi (sifar
kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas ini disebabkan sel-sel otot
protein kontraktil, yaitu aktip dan miosin yang tidak dimiliki oleh jaringan
yang lain.
Sifat irritabilitas otot ditunjukkan
oleh kemampuan otot untuk mengenl dan merespon rangsangan yang langsung
mengenainya, tanpa tergantung dari jaringan saraf yang biasanya
mengaktipkannya, tanpa tergantung dari jaringan sarafnya mengaktipkannya. Sifat
irribilitas ini dapat melemah, mosalnya otot dalam keadaan lelah, dan dapat
meningkat apabila otot dalam kondisi yang optimum(cukup makanan dan oksigen).
Kemampuan otot bergerak dikarnakan sel
otot mengandung protein kontraktil, yaotu miosin sebagai penyusun filamen
tabel, aktin, tropomiosin dan troponin sebagai penyusun filamen tipis. Selama
kontraksi, filamen-filamen bergerak relatif satu terhadap yang lain untuk
menghasilakan pemendekan fan tegangan, pergeseran terjadi akibat siklus
jembatan silang miosin yang berulang-ulang dengan mengguanakan energi ATP, yang
dipicu oelh tingkat Ca++ sistolik yang dibebaskan akibat adanya eksitasi pada
membran sel otot. Ada 3 macam otot, yaitu otot polos, otot rangka, dan otot
jantung yang struktur fungsi serta sifat kontraksinya berbeda-beda.
D. Alat dan Bahana. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Gunting
Bedah
|
Untuk membedah
|
|
2.
|
Pinset
|
Untuk menjepit
|
|
3.
|
Benang
|
Untuk mengikat
|
|
4.
|
Jarum pentul
|
Untuk menusuk
|
|
5.
|
Kapas
|
Untuk menyerap air
|
|
6.
|
Cawan petri
|
Untuk
menyimpan air
|
|
7.
|
Kymograph
|
|
Untuk mengukur gerak otot
|
8.
|
Stimulator
|
Untuk
menjepit ke bagian otot
|
|
9.
|
Flaw-Jaw Clamp
|
Untuk
memberikan rangsangan
|
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
E. Langkah Kerja
Untuk
mendapatkan otot Gastrocnemius dari sebuah kaki katak, lakukan cara sebagai
berikut :
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Memisahkan otot Gastrocnemius tersebut dari otot lainnya dengan cara memasukan sonde pada daerah antara otot tersebut dengan otot lainnya ( untuk mempelajari respon otot terhadap berbagai macam rangsang, cukupdikerjakan sampai disini dahulu ).
- Melepaskan pula bagian tendo achiles pada daerah tumir katak dengan menggunakan gunting.
- Mengikatkan sehelai benang pada bagian ujung tendon paha, potonglah bagian benang yang terlebih dahulu sehingga masih memungkinkan untuk diikatkan pada otot.
- Memisahkan otot paha dari saraf sciatiknya
- Mengikatlah saraf sciatiknya tersebut dengan sehelai benang dan potonglah pada bagian atas dari ikatan tadi.
- Memotong otot dan tulang pahanya.
- Selama melakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot Gastrocnemius selalu dibasahi dengan larutan Ringer’s demikian pula pada waktu melaksanakan percobaan
Tabel 1.
Jenis rangsangan yang diberikan
|
Tanggapan yang diberikan
|
Keterangan
|
Elektrik
|
Bereaksi
dan bergerak
|
Terdapat ATP pada otot
|
Tabel 2.
Besarnya intensitas rangsangan
|
Tanggapan yang diberikan oleh
otot
|
Keterangan
|
Minimal
|
Berekasi dan bergerak
|
Terdapat ATP pada otot
|
Sub maksimal
|
Berekasi dan bergerak
|
Terdapat ATP pada otot
|
Maksimal
|
Berekasi dan bergerak
|
Terdapat ATP pada otot
|
Beri keterangan grapik yang diperoleh
Gerakan Tunggal
|
Gerakan Ganda
|
Gerakan Tetanus
|
Gerakan Partikal menunjukan bahwa
ATP pada otot katak telah habis
|
![]() |
Grafik tersebut merupakan hasil dari kymograph
yang mengkur kerja otot dengan kecapatan tunggal, ganda (sumasi), dan tetanus.
Gambar1.2Grafik tersebut merupakan hasil
dari kymograph yang mengkur kerja otot dengan kecapatan tunggal, ganda
(sumasi), dan tetanus.
F.Pembahasan
Dapat
kami jelaskan pada pengamatan yang telah kami lakukan yaitu, pada berbagai
jenis rangsang yang diberikan pada otot semuanya terjadi adanya respon atau
tanggapan. Juga terbukti adanya grafik sebagai hasil dari kerja otot.Otot pada katak
diberikan rangsangan yang telah tersedia di alat Flaw-Jaw Clamp,dalam kegiatan ini otot pada katak harus tetap dalam
keadaan basah dengan menggunakan larutan
fisiologis (ringer’s).Untuk mengetahui
gerakan otot pada katak maka harus diberikan rangsangaan yang telah disediakan
dalam alat dan larutan fisiologi (ringer’s) sehingga kita dapat mengetahui
hasil dari grafik,antara gerakan
tunggal,gerakan ganda dan gerakan
tetanus.Bila otot pada katak sudah tidak berreaksi meskipun sudah diberikan
rangsangan,hal tersebut menunjukan bahwa otot pada katak sudah kehabisan ATP
maka dari grafik akan menunjukan hasil garis lurus
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan maka kegiatan otot katak yang telah diberi rangsangan berupa cairan
dapat menghasilkan gerakan tunggal, gerakan ganda, dan gerakan tetanus.
H. Daftar Pustaka
Ilmudasar.com.2016.Penegertian,Struktur,Jenis,dan
Fungsi Otot.Alamat Website :http://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Struktur-Jenis-dan-Fungsi-Otot-adalah.html.19
Januari 2018
Artikelsiana.com.2014.Fungsi
Otot.Alamat Website :http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-macam-macam-otot.html\.19
Januari 2018
Academia.edu.2014.Kontraksi
Otot Gastroknemus dan Otot.Alamat Website :http://www.academia.edu/32233794/KONTRAKSI_OTOT_GASTROKNEMUS_DAN_OTOT_JANTUNG_KATAK.19
Januari 2018
I. Jawab dan Pertanyaan
- Sebutkan perbedaan respon otot terhadap tiga macam rangsangan yang dipakai!Jawaban:Kelompok kami hanya menggunkan rangsangan elektrik saja. Respon elektrik yaitu respon dengan bantuan aliran listrik.
- Rangsang manakah yang terbaik untuk dipakai di laboratorium dan mengapa? Jawaban : Rangsang mekanik, karena rangsang tersebut bersifat aman dan ramah terhadap lingkungan bagi laboratorium.
- Apa yang dimaksud dengan tendon dan apa fungsinya ?Jawaban :Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot. Tendon sering juga disebut sebagai urat otot. Tendon berfungsi untuk menyeimbangkan tulang dan otot sehingga memudahkan terjadinya gerakan. Tendon yang menempel pada tulang dan dapat bergerak disebut insersio (insertian = sisipan), sedangkan tendon yang menempel pada tulang dan tidak dapat bergerak disebut origo (origin = asal). Struktur tendon pada ujung otot terlihat mengecil, liat dan keras.
- Apakah perbedaan stimulus minimal, stimulus sub maksimal dan stimulus maksimal? Jawaban: a)Stimulus minimal adalah rangsang yang terkecil yang dapat menimbulkan tanggapan. b)Stimulus sub maksimal adalah rangsang yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal.c)Stimulus maksimal adalah rangsangan yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal.
- Hitunglah berapa waktu laten dan waktu kontraksi serta waktu relaksasi otot gastrocnemius? Jawaban : Waktu laten yaitu berada pada kisaran waktu mm.Waktu kontraksi berada pada kisaran waktu mm. Waktu relaksasi berada pada kisaran waktu mm.
- Bagaimana beda waktu laten,kontraksi dan relaksi otot pada percobaan 1 dan 2? Jawaban: Waktunya jelas berbda tergantung pada jenis perlakuannya dan kisaran waktu tersebut jelas berbeda-beda tergantung pada jenis perlakuan percobaannya.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan.
|
Memisahkan otot Gastrocnemius tersebut
dari otot ainnya.
|
Mengikatkan sehelai benang pada otot.
|
Mengikatkan sehelai benang pada bagian
ujung tendon paha dan memotong benang yang berlebih sehingga masih
memungkinkan untuk diikatkan pada otot.
|
Menarik benang tersebut agar benang
tersebut tidak longgar.
|
Menyalakan alat tesebut.
|
Meneteskan larutan Ringer’s pada saat
melakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot Gastrocnemius
|
Mengamati mekanisme pergerakan dari
kerja otot
|
a. Dasar Teori
Sistem
urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kantung kemih, dengan menghasilkan urin
yang merupakan hasil sisa metabolisme.
Ginjal mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa proses yaitu
filtrasi plasma darah oleh glomerulus, absorpsi kembali secara selektif zat-zat
seperti garam, air, gula sederhana, asam amino oleh tubulus, dan sekresi
zat-zat oleh tubulus dari darah kedalam lumen tubulus dalam bentuk urin. Proses
sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic, dan
ion hydrogen yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan
mengeluarkan zat-zat yang mungkin terjadi.
Setiap
harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urine. Jumlah Urine yang dihasilkan setiap manusia
berbeda-beda tergantung darijumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang
dialami seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa urin
manusia rata-rata berwarna kekuningan dan sedikit berbau. Nantinya didalam
laporan ini akan dijelaskan apa saja yang terkandung didalam urine manusia.
Sistem urinaria merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa
urin (air kemih).
a. Sistem urinaria
Sistem urinaria terdiri dari:
1) dua ginjal
(ren) yang menghasilkan urin,
2) dua ureter yang
membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
3) satu vesika
urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan 4) satu urethra, urin dikeluarkan
dari vesika urinaria.
1. Ginjal (Ren)
Ginjal memiliki bentuk seperti kacang
dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukan yang
disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Sistem
urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan
mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk
mempertahankan homeostatis (kekonstanan lingkungan internal). Fungsi ginjal
adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput
tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar,
yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna
cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri
dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial
ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe,
ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk
urine nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
- Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingin kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. Glomelurus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
- Tubulus Kontortus Proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangant berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus dan memperluas area permukaan lumen.
- Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk ke dalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
- Tubulus Kontostus Distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron.
- Tubulus dan Duktus Pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul bersedenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
Ureter adalah perpanjangan tubular
berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sempai kandung kemih.
Setiap ureter panjangnya antara 25 cm – 30 cm dan berdiameter 4 mm - 6 mm.
saluran ini menyempit di tiga tempat : di titik asal
ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di
titik pertemuannya dengan kandung kemih.
Batu ginjal dapat tersangkut dalam
ureter di ketiga tempat ini, mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal.
Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan : lapisan terluar adalah
lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal kea rah dalam dan
otot polos sirkular kea rah luar, dan lapisan terdalam adalah epitelum mukosa
yang mengsekresi lapisan mucus pelindung. Lapisan ottot memiliki aktifitas peristaltic intristik.
Gelombang peristaltis mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
4. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai
penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya di
belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet. Kandung kemih ditopang dalam
rongga pelvis dalam lipatan-lipatan peritoneum dan kondensasi fasia.
b. Tahap Pembentukan Urine
- Filtrasi ( penyaringan): Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang berlangsung di dalam badan Malpighi yaitu dari glomerulus ke kapsula bowman, filtrate hasil filtrasi disebut urine primer, dalam urine primer masih terdapat zat yang berguna yaitu : air, glukosa, dan garam mineral seperti ion natrium (Na+) dan ion kalsium ( ca 2+ )
- Reabsorpsi ( penyerapan kembali ): Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali zat dalam urine primer yang masih berguna, filtrate hasil reabsorpsi disebut urine sekunder , ada dua macam reabsorpsi yaitu reabsorpsi obligat dan fakultatif, reabsorpsi obligat berlangsung di dalam tubulus kontortus proksimal hingga tubulus kontortus distal. Reabsorpsi obligat selalu berlangsung pada setiap keadaan dengan volume urine yang sama. Reabsorpsi fakultatif berlangsung di tubulus distal dan tubulus kolektivus, pada kondisi tertentu, reabsorpsi fakultatif dibantu oleh hormone, missal reabsorbsi air dibantu oleh hormone antideuritika ( ADH ), dan reabsorbsi kalsium dibantu oleh hormone paratiroid (PTH ). Hasil reabsorpsi ini berupa urine sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi member warna dan bau pada urine
- Augmentasi ( pengeluaran zat yang tidak berguna): Augmentasi merupakan proses pengeluaran zat yang tidak berguna atau berlebih ke dalam urine. misalnya sekresi ion hydrogen ( H+) Dan ion kalium. Augmentasi berlangsung di dalam tubulus distal. Filtrate hasil augmentasi merupakan urine sesungguhnya, urine sesungguhnya masih dapat direabsorpsi bahkan sampai berada di dalam tubulus pengumpul ( kolektivus ).
- Hormone antideuritik ( ADH )
- Hormon insulin
- Jumlah air yang diminum
- Factor cuaca
Di dalam urine terkandung bermacam –
macam zat, antara lain :
1. Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak
2. Zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urine
3. Garam, terutama garam dapur
4. Zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vit C, dan obat – obatan,
juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh, misalnya hormone.
b. UJI URINE
1. Uji
Glukosa dalam Urine
A. Tujuan
Praktikum
Untuk memeriksa ada tidaknya glukosa
dalam urine.
B. Alat
dan Bahan
a.
Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Tabung reaksi
|
Untuk mencampurkan larutan
|
|
2.
|
Pipet tetes
|
Untuk meneteskan tetes demi tetes
|
|
3.
|
Penjepit
|
Untuk menjepit tabung reaksi ketika
dipanaskan
|
|
4.
|
Bunsen Spirtus
|
Untuk memanaskan tabung reaksi yang
berisi larut
|
|
5.
|
Gelas ukur
|
Untuk mengukur larutan yang akan
digunakan
|
|
6.
|
Rak tabung reaksi
|
Untuk menyimpan tabung reaksi
|
|
7.
|
Gasolin
|
Untuk menyalakan Bunsen spirtus
|
|
8.
|
Gelas kimia
|
Untuk menyimpan Urine
|
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Urine
|
Digunakan sebagai sampel yang diuji
|
|
2.
|
Larutan Benedict
|
Digunakan sebagai indicator yang
digunakan uji
|
E. Langkah
Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
- Mengambil 2 mL larutan Benedict’s menggunakan pipet tetes dan memasukkannya kedalam tabung reaksi.
- Mendidihkan larutan Benedict’s tersebut diatas api Bunsen spirtus.
- Menambahkan 10 tetes urine ke dalam larutan tadi dan memanaskannya lagi sampai mendidih kemudian biarkan dingin.
- Mengamati perubahan warna dan endapan yang terjadi, bila :
- Hijau : Kadar Glukosa 1 %
- Merah : Kadar Glukosa 1,5 %
- Orange : Kadar Glukosa 2 %Kuning : Kadar Glukosa 5 %
Sampel urine
|
Hasil perubahan warna akhir
|
Gambar
|
Keterangan
|
Eka Kartika
|
Biru muda
|
Normal (mengandug 0,1 % glukosa)
|
Adanya
kandungan glukosa dalm urine dapat diketahui ketika perubahan warna yang
terjadi pada larutan Benedict’s yang sudah dipanaskan kemudian di
tetesi urine memiliki warna hijau, merah, orange dan kuning. Namun data yang di
dapatkan pada praktikum yang kami lakukan setelah larutan Benedict’s di tetesi
urine warna yang di hasilkan yaitu biru muda artinya urine yang di uji normal atau hanya mengandung
kadar glukosa 0,1 %.
F. Pertanyaan
- Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelas kan mengapa terjadi perubahan demikian ?Jawaban: Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glikosa masuk siklus glikolisis menghasilakan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP.perubahan ini terjadi agar glukosa mudah di serap dan dapat memberikan energi bagi tubuh. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukosa,hormon yang menargetkan sel-sel di liver (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikosterolisis). Glukosa dilepaskan kedalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat, itu mungkin arena perubahan glikogen atau kara proses pencernaan makanan. Hormon yang lain dilepas lepas dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini disebut insulin, menyebabkan organ hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikosterosi, yang mengurangi level gula darah. Perubahan-perubahan teersebut terjadi untuk menjaga keseimbangan atau homeostatis.
- Bagaimanakah jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat anda makan ? Jawaban: Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan terkait penyerapan glukosa oleh tubuh. Karena saat kita makan makanan yang megadung karbohidrat, karbohidrat tersebut akan di ubah menjadi glukosa. Hubungan yaitu bahwa ketika beberapa saat setelah makan, terjadi penigkatan kadar glukosa darah dalam tubuh. Dengan naiknya kadar glukosa dalam darah akan merangsang pankreas untuk menghasilakn insulin fungsinya untuk mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut. Insulin memasukan gula kedalam darah sehigga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Kelebihan glukosa di dalam bentuk glikogen dalam hati atau otot sehingga kadar glukosa dalam darah tetap dalam keadaan optimum.
- Bagaimanakah hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah?Jawaban: Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan terkait penyerapa glukosa dalam tubuh karena saat kita makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, karbohidrat tersebut akan di ubah enjadi glukosa, sehingga jumlah glukosa dalam darah akan tinggi.
H. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa urine yang
di ujikan normal karena hanya memiliki kandungan glukosa 0,1 %.
2. Uji Chlorida dalam Urine
A. Tujuan Praktikum
Untuk memeriksa ada
tidaknya Chloride dalam Urine
B. Alat dan Bahan a. Alat
Alat yang
digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Tabung reaksi
|
Untuk mencampurkan larutan yang akan
diuji
|
|
2.
|
Pipet tetes
|
Untuk meneteskan larutan tetes demi
tetes
|
|
3.
|
Gelas Ukur
|
Untuk mengukur larutan yang akan diuji
|
|
4.
|
Rak tabung reaksi
|
Untuk menyimpan tabung reaksi
|
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Urine
|
Digunakan sebagai sampel yang diuji
|
|
2.
|
Larutan AgNO3 10 %
|
Digunakan sebagai indicator yang
digunakan dalam uji
|
- Memasukkan 5 mL urine kedalam tabung reaksi kemudian menetesinya dengan larutan AgNO3 1-2 tetes
- Mengamati perubahan yang terjadi, jika terdapat endapan putih menunjukkan adnaya chloride radikal
Sampel
urine
|
Ada tidaknya endapan (Cincin) Putih
|
Gambar
|
Keterangan
|
Ibnu Aljawami
|
Ada endapan putih
|
normal
|
Uji kandungan chlorida dalam urine dapat
diketahui ketika terdapat endapan putih pada urine yang di tetesi dengan larutan AgNO3. Jika terdapat
endapan putih pada urine tersebut maka urine mengandung chlorida. Pada praktikum ini sampel urine
yang digunakan mengandung chloride.
F. Pertanyaan - Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari apa ? jelaskan ! Jawaban: Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl).
- Apakah chloride selalu terdapat dalam urine ?Jawaban: Pada tubuh tidak selamanya mengandung klor, karena saat makanan yang di konsumsi tidak mengandung klor, maka dalam tubuh pun tidak mengandung klor atau hanya sedikit. Kandungan klor selain terdapat dalam urine sendiri juga terdapat di dalam makanan dan air.
- Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan diatas bila uji tersebut positif !Jawaban:NaCl------> Na+ + Cl- ____ AgNO3 + NaCl ------> AgCl + NaNO3
G. Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa urine yang di uji mengandung chlorida karena
terdapat endapan.
3. Uji Ammonia dalam Urine
A. Tujuan Praktikum
Untuk
mengenal bau Ammonia dari hasil
penguraian urea dalam urine
B. Alat dan Bahan
a.
Alat
Alat
yang digunakan adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Tabung reaksi
|
Untuk mencampurkan larutan yang akan direaksikan
|
|
2.
|
Pipet tetes
|
![]() |
Untuk mengambil cairan atau larutan tetes demi tetes
|
3.
|
Gelas Ukur
|
Untuk mengukur larutan yang akan digunakan
|
|
4.
|
Rak tabung reaksi
|
Untuk menyimpan tabung reaksi
|
|
5.
|
Penjepit
|
Untuk menjepit tabung reaksi pada saat proses pemanasan
|
|
6.
|
Gasolin
|
Untuk menyalakan bunsen spirtus
|
|
7.
|
Bunsen Spirtus
|
Untuk memanaskan urine yang ada dalam tabung reaksi
|
b.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
C. Langkah kerja
- Memasukkan 1 mL urine ke dalam tabung reaksi
- Memanaskan dengan menggunakan Bunsen spirtus
- Mencium bagaimana baunya
D. Hasil Pengamatan
Sampel
urine
|
Tercium bau
atau tidak
|
Keterangan
|
Ibnu Aljawami
|
Tercium bau menyengat
|
Normal
|
Uji ammonia dalam urine dapat diketahui jika dalam urine
yang sudah di panaskan tidak tercium bau maka urine tersebut tidak normal,
tetapi jika urine tersebut tercium bau maka urin tersebut normal. Namun dalam
praktikum yang kami lakukan ternyata urine yang sudah di panaskan tersebut
tercium bau pesing maka urine tersebut dikatan normal.
F. Pertanyaan- Berasal dari apakah ammonia dalam urine tersebut ? Jawaban: Ammonia dalam urine berasal dari hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal
- Enzim apa yang bekerja ?awaban: Glutaminase mengubah glutamine menjadi asam glutamate
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa dalam urine yang dipanaskan tercium bau, maka urine normal.
H. Daftar Pustaka
Wikipedia.org.2017.Pengertian
Urine.Alamat Website:https://id.wikipedia.org/wiki/Urin.19
Januari.2018
Fadhilahluthfi17.wordpress.com.2016.Kandungan
Urine.Alamat Website :https://fadhilahluthfi17.wordpress.com/2012/10/16/kandungan-urin-dalam-kondisi-normal/.19
Januari 2018
Kliksma.com.2015.Fungsi,Sistem
Urin pada Manusia.Alamat Website:http://kliksma.com/2015/04/fungsi-sistem-urin-pada-manusia.html.19
Januari 2018
Dosenbiologi.com.2017.Proses
Pembentukan Urine.Alamat Website:https://dosenbiologi.com/manusia/proses-pembentukan-urine.19
Januari 2018
I. Lampiran
Indikator dalam penentuan kadar glukosa dalam urine
|
Memasukkan urine ke dalam tabung
reaksi
|
Mencampurkan larutan benedict dengan
urine
|
Saat proses pemanasan dalam uji amonia
|
Hasil akhir
|
Hasil akhir
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar