Selasa, 31 Oktober 2017

Praktikum Fisiologi Hewan Paramecium sp.




LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 
Pencernaan Makanan pada Paramecium sp.
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 1





Ibnu Aljawami
15541006
Sri Devi Agustin
15542003
Astrid Novita Sari
15541008
Eka Kartika
15542010
Nidha Handa R.A
15542013
Anisa Almuawiyah
15542025
Tita Rosmawati
15542028
Kelas 3-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017


A. Judul Praktikum
            Sistem Pencernaan pada Paramecium sp.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang  tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.
C. Alat dan Bahan 
     a. Alat
        Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Gelas Kimia



Untuk menyimpan sampel air jerami
2.
Pipet Tetes


Untuk mengambil sampel
3.
Spatula


Untuk mengaduk
4.
Bunsen Spirtus


Untuk mendidihkan air sawah
5.
Kasa Asbes


Sebagai alas saat mendidihkan air sawah
6.
Gunting
Untuk menggunting potongan jerami
7.
Plastik


Untuk menutup larutan jerami agar tidak terkontaminasi
8.
Karet



Untuk mengikat plastik
9.
Kaki Tiga


Berperan pada saat medidihkan air sawah
10.
Objek Glass


Untuk menyimpan objek paramecium yang akan diamati
11.
Cover Glass

Untuk menutup objek agar tidak kabur pada saat diamati
12.
Kapas


Berfungsi supaya paramecium tidak kabur atau terjerat
13.
Termometer


Untuk mengukur suhu air
14.
Mikroskop


Untuk mengamati objek paramecium
15.
Gasolin

Untuk menyalakan Bunsen spirtus
16.
Tissue


Untuk membersihkan objek glass dan cover glass
17.
Kamera HP


Untuk mendokumentasikan Praktikum
 

 
      b.  Bahan
    Bahan digunakan pada percobaan ini adalah :

No
Nama Bahan
Gambar
Fungsi
1.
Larutan Ragi


Untuk melihat proses pencernaan pada Paramecium sp.dan larutan ragi ini berfungsi sebagai makanan Paramecium sp.
2.
Larutan Ragi+Charmin


Untuk melihat proses pencernaan pada Paramecium sp. dan larutan ragi ini berfungsi sebagai makanan Paramecium sp.
3.
Jerami


Sebagai makanan bagi paramecium sp.saat proses kultur.
4.
Kultur Paramecium



Sebagai objek yang akan diamati yaitu Paramecium sp.
5.
Air Sawah



Sebagai sumber kultur yaitu Paramecium sp.




D. Langkah Kerja
     Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
     Tahap 1: Pembuatan kultur murni Paramecium sp. 
  1. Menyiapkan alat dan bahan 
  2. Memasukkan air sawah ke  dalam dua buah gelas kimia, masing-masing sebanyak 500 mL.   Kemudian  beri label A dan B.
  3. Memanaskan gelas kimia B dengan menggunakan pemanas spirtus hingga 1000
  4. Mendinginkan gelas kimia hingga mencapai  suhu 360 
  5. Mencari Paramecium sp. sebanyak 20 buah dari gelas kimia A dengan menggunakan mikroskop,tambahkan sedikit kapas agar Paramecium sp. terjerat dan mudah dihitung
  6. Memasukkan potongan jerami pada gelas kimia yang berlabel B setelah suhu mencapai  360C
  7. Memasukkan Paramecium sp. ke dalam gelas kimia yang telah didinginkan sebanyak 20 buah
Tahap 2 : Pengamatan Paramecium sp. yang ditambahkan Larutan Ragi
  1. Menyiapkan alat dan bahan 
  2. Mengambil air pada gelas kimia yang berisi kultur murni Paramecium sp. dengan menggunakan pipet tetes dan masukkan pada objek glass
  3. Menambahkan sedikit larutan ragi pada objek glass
  4. Membubuhkan sedikit kapas agar Paramecium sp. mudah diamati
  5. Mengamati preparat tersebut di bawah mikroskop.
  6. Mengamati proses pencernaan pada Paramecium sp.
Tahap 3: Pengamatan Paramecium sp.  yang ditambahkan larutan Ragi+Charmin
  1.   Menyiapkan alat dan bahan 
  2.  Menambahkan sedikit larutan ragi yang ditambahkan charmin pada objek glass.
  3. Membubuhkan sedikit kapas agar Paramecium sp. mudah untuk diamati. 
  4.  Mengamati preparat tersebut di bawah mikroskop. Amati proses pencernaan pada Paramecium sp. 
  5. Mendokumentasikan proses pencernaan pada Paramecium sp.

E Hasil dan Pembahasan  
     a. Hasil Pengamatan

         1. Foto Pengamatan
Percobaan Pertama





Hasil: Dari Bahan kultur paramecium yang diambil dari air sawah, didapatkan paramecium berukuran kecil dan terdapat protozoa lain selain paramecium
Percobaan Kedua


Hasil: Setelah pengambilan bibit paramecium pada hari ke 1, didapat paramecium berukuran besar dan kecil dengan jumlah banyak



Percobaan Ketiga






Hasil: Di temukan banyak paramecium berukuran besar dan kecil dari bibit paramecium yang diambil dari air kultur pada hari ke 2
Percobaan Keempat (Praktikum)
Larutan Ragi



Larutan Ragi+Charmin


Hasil: Terdapat paramecium berukuran besar yang didapat dari air kultur murni paramecium sp.





       2. Gambar Pengamatan
       


Paramecium sp. di bawah mikroskop




 Bagian-bagian Paramecium sp. 



 Paramecium sp. yang ditambahkan Larutan Ragi

Paramecium sp. yang ditambahkan Larutan Ragi+Charmin



     b. Pembahasan
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium merupakan organisme dari kelas Ciliata, filum Protozoa. Paramecium dicirikan dengan adanya silia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk .
Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan pada Paramecium sp., kami terlebih dahulu membuat kultur murni agar  didapatkan Paramecium yang baik secara kualitas maupun kuantitas (ukurannya besar serta jumlahnya banyak) agar pengamatan dapat kami lakukan dengan mudah. Pada gelas kimia A, kami menambahkan air sawah sedangkan pada gelas kimia B kami memanaskan hingga mencapai suhu 100  kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 30  kemudian kami isi dengan jerami dan setelah kami dapatkan paramecium kami masukkan ke dalam gelas kimia B. Pembuatan kultur murni dilakukan secara berulang selama empat hari dan kami lakukan sebanyak dua kali.
Pada hari pengulangan pertama (setelah 4 hari didiamkan) didapatkan Paramecium yang secara kualitas dan kuantitas tidak begitu bagus, Paramecium yang didapatkan ukurannya ada yang kecil dan ada yang besar tidak seimbang dan masih ada hewan selain paramecium. Setelah di diamkan selama 4 hari lagi (pengulangan ke-2), kultur A menghasilkan Paramecium yang cukup besar dan jumlahnya sedikit, Kemudian pada hari praktikum kami mendapatkan hasil yaitu, pada kultur A jumlah Paramecium cukup banyak dan ukurannya besar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami amati mengenai proses pencernaan makanan pada Paramecium sp, yaitu pada proses siklosis dan pengeluaran.  Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan tubuhnya untuk mengambil makanan dari medium di sekitarnya, contonya pada Paramecium sp. Molekul-molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul-molekul yang lebih besar atau partikel-partikel diambil melalui proses endositosis yaitu dengan cara pagositosis dan pinositosis. Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk. 
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Untuk mengetahui sistem pencernaan makanan pada paramecium, Pada percobaan pertama kami menggunakan kultur jerami yang ditambahkan larutan ragi sebagai bahan makanan paramecium, sedangkan pada percobaan kedua kami menggunakan kultur jerami dengan menambahkan larutan ragi yang telah ditambahkan charmin.
Pada percobaan yang pertama, untuk mengetahui proses pencernaan makanan (siklosis dan pengeluaran)kami menggunakan ragi sebagai sediaan makanan Paramecium sp, setelah itu mengamatinya di bawah mikroskop pembesaran 10 x 10. Proses pencernaan makanan pada paramecium sp diawali dengan masuknya partikel-partikel makanan melalui rongga mulut (oral groove) secara endositosis, lalu masuk ke dalam sitostoma dan kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan air yang masuk dan gerakan silia. Ketika mencapai bagian dasar sitofaring vakuola makanan akan terbentuk . Pencernaan makanan akan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma (gerak siklosis) dengan membentuk perputaran searah jarum jam. Adanya gerak siklosis tersebut akan mengakibatkan ukuran vakuola makanan mengecil secara bertahap sehingga menjadi yang lebih sederhana. Setelah makanan dicerna di dalam vakuola makanan maka akan terjadi proses penyerapan zat-zat yang masih diperlukan oleh sitoplasma, akan tetapi bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna akan disimpan sementara kemudian dibuang keluar tubuh melalui sitofag (defekasi). Pada saat pengamatan hal ini ditandai dengan adanya gelembung-gelembung atau partikel-partikel kecil yang keluar dari bagian paramecium sp yang disebut dengan sitofag melalui proses eksositosis. Setelah makanan  dicerna,ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi. Proses pencernaan berlangsung sangat cepat bahkan hanya dalam hitungan detik saja makanan dapat dicerna sampai terjadinya pengeluaran (defekasi). Enzim yang trlibat adalah protase , karbohidrase dan esterase yang disekresikan oleh lisosom. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absropsi.
Sedangkan pada percobaan yang ke dua, kami menggunakan larutan suspensi ragi yang dicampur dengan charmin sebagai sediaan makanan paramecium sp, setelah itu mengamatinya di bawah mikroskop pembesaran 10 x 10 untuk mengetahui pencernaan pada paramecium. Ketika pada saat pengamatan terlihat paramecium bergerak searah jarum jam dan melakukan defekasi (pengeluaran) yang terlihat berupa bulir-bulir. Serta penambahan charmin pada larutan ragi ini tidak memberikan perubahan pada paramecium hamper sama dengan percobaan pertama yaitu berupa larutan ragi.
Pada Paramecium sp bagian – bagian sel yang berperan dalam pencernaan sudah adanya lebih khusus dari pada amoeba dengan peristoma, sitostoma, sitofaring yang berperan sebagai bagian sel untuk memasukan makanan vakuola makanan yang berperan untuk mencerna dan sitopige atau lubang anus untuk pengeluaran atau defekasi.
F. Kesimpulan

Jadi, setelah kami mengamati bagaimana proses pencernaan makanan pada Paramecium sp. dari mulai pembuatan kultur murni yang dilakukan beberapa kali pengulangan dalam beberapa minggu, yang bertujuan agar Paramecium sp terus berkembang dengan baik. Adapun Pencernaan makanan pada Paramecium sp. melalui 4 tahap: sitofaring- posterior- anterior-sitosom- sitofage, di sitofage inilah terjadi proses defekasi yaitu proses pembuangan. Pada proses pencernaan paramecium ketika diamati arah pergerakan makanannya searah dengan jarum jam. Selain itu ada juga enzim yang terlibat adalah protase , karbohidrase dan esterase yang disekresikan oleh lisosom.

G. Daftar Pustaka
     Sumber Buku: 
      Isnaeni,Wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta:Kanisius 
      Rusyana, Adun.2013.Zoologi invertebrata.Bandung: Alphabeta 
      Sumber Internet: 
      http://leafygreenworld.blogspot.co.id/2010/06/pencernaan-pada-paramecium.html


Lampiran

a. Video Pencernaan Paramecium sp. (Larutan Ragi)



Video 1
Video tersebut adalah video pencernaan makanan Paramecium sp. dari kultur dengan penambahan larutan ragi.

b. Video Pencernaan Paramecium sp. (Larutan Ragi+Charmin)


Video 2
Video tersebut adalah video pencernaan makanan Paramecium sp. dari kultur dengan penambahan larutan ragi+Charmin.

 Pertanyaaan
1. Bagaimana terjadinya vakuola makanan ? 
    Jawaban : Vakuola makanan pada awalnya terjadi ketika makanan masuk kedalam sel melalui rongga mulut, lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan di dorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk. Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Ketika vakuola mencapai pori anal (anus) tercerna limbah sisa lalu dibuang. Terjadinya yaitu, berawal dari makanannya yang masuk ke dalam sel melalui rongga mulut Paramecium sp lalu ke dalam sitostoma kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitoparing dengan vantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk ketika makanan mencapai bagian dasar sitoparing maka vakuola makanan akan dibentuk. 
 2. Apakah vakuola makanan itu bergerak?
     Jawaban: Iya, kami meneliti vakuola makanan itu bergerak memutar.
 3. Jika bergerak kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadi defekasi ? 
     Jawaban: Vakuola makanan bergerak kearah dalam dan membentuk putaran yang searah dengan jarum jam. sampai melakukan defekasi melalui sitofag melalui proses eksositosis  dengan waktu yang sangat cepat dan singkat kurang lebih sekitar 10 detik. Arah dari pergerakan vakuola makanan searah dengan jarum jam, setelah makanan selesai dicerna ada bagian makanan yang tidak dapat dicerna. Vakuola makanan yang masih terdapat makanan yang tidak dapat dicerna kemudian bersatu dengan bagian tertentu pada membran plasma yang kemudian akan membentuk lubang anus sehingga makanan yang tidak dapat tercerna tersebut dapat keluar dari dalam sel dan untuk waktu terjadinya sangat cepat kurang dari 8 detik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BISMILLAH LAPORAN KULAP UPI BANDUNG

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN  KULIAH LAPANGAN UPI BANDUNG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi...