Minggu, 21 Januari 2018

BISMILLAH LAPORAN KULAP UPI BANDUNG

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 
KULIAH LAPANGAN UPI BANDUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 1






Ibnu Aljawami
(15541006)
Sri Devi Agustin
(15542003)
Astrid Novita Sari
(15541008)
Eka Kartika
(15542010)
Nidha Handa R.A
(15542013)
Tita Rosmawati
(15542028)
Kelas 3-A

FAKULTAS PENDIDIKAN SAINS DAN TERAPAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI S-1
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
(IPI) GARUT
2018

I. SISTEM TRANSPORT DARAH
   a. KONTRAKSI OTOT JANTUNG
       A. Judul Praktikum
            Kontraksi otot jantung
       B. Tujuan Praktikum
            Untuk mengetahui aktivitas jantung dengan menggunakan EKG
       C. Dasar Teori
Elektrokardiografi adalah pencatatan grafis potensial listrik yang ditimbulkanoleh jantung pada waktu berkontraksi( Sunoto Pratanu,2009, hal 1523).Adapun konsep dasar Elektrokardiografi (EKG) adalah: 
1.      Potensial Aksi: Pada saat sel mendapat stimulus potensial listrik pada membran sel otot berubah di bandingkan dengan potensial diluar sel. Perubahan potensial yang terjadi sebagai fungsi dari waktu disebut
2.      potensial aksi: (Sunoto Pratanu,2009, hal 1523).Potensial aksi pada serabut kontraktil otot jantung terdiri dari 3 fase :
a.       Deporalisasi : Terjadi ketika gerbang cepat dari Na+ terbuka, sehingga ion natriummasuk dalam sitosol serabut kontraktil dan meningkatkan potensial membrane dari -90 mV menjadi + 20 mV.b.
b.      Plateu : adalah suatu periode garis lurus dimana potensial membrane mendekati 0 mVkarena jumlah ion kalsium yang masuk dalam sitosol seimbang dengan jumlah ionkalium yang keluar.c.
c.       Repolarisasi : Fase pengembalian potensial mebran ke -90 mV, karena penutupangerbang kalsium dan pengeluaran ion kalium dari dalam sel. (Tortora,2009,page 734).Mekanisme dari potensial aksi pada jantung juga dipengaruhi oleh saraf simpatis danparasimpatis( nervus vagus). Efek dari saraf simpatis adalah menstimulasi nodus SA untuk meningkatkan pemasukan Ca2+ kedalam intrasel sehingga memacu sel otot jantungkontraksi. Sedangkan efek saraf parasimpatis adalah menurunkan permeabilitas ion K+ dengan cara melepaskan asetilkolin sehingga memacu sel otot jantungberelaksasi(Sherrwoods,2010. Page 325-326 ).
3.      Sistem Konduksi Jantung
Proses penjalaran listrik pada otot jantung disebut konduksi. Sistem konduksi jantungterdiri dari : Simpul Sinoatrial ( Nodus sinus ) Sistem konduksi intra atrial, Simpul ario-ventrikular ( sering disebut nodus atrioventrikular),Berkas His ,Cabang berkas ,FasikelBercabang ,Serabut purkinje( Sunoto Pratanu,2009, hal 1523).
Kriteria sinus normal : Irama sinus normal adalah irama yang ditentukan oleh simpulSA dan disebut IRAMA SINUS dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

                       1)      Frekuensi:antara 60-100 x/menit2.
                       2)      Teratur
                       3)      Gelombang P negatif di aVR dan positif di II4.
                       4)      Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T(Soetopo widjaja,2009,hal 95)

NO
KOMPONEN
KETERANGAN SIMBOL
1.
Gelombang P
Depolarisasi otot atrium (sebelum kontraksi atrium dimulai).Arahgelombang P normal selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.Nilai nilai normal:Tinggi kurang dari 3mm(2.5mV) dan lebarkurang dari 3 mm(0,11 detik)
2.
Kompleks QRS
Depolarisasi otot ventrikel (sewaktu gelombang depolarisasimelewati menyebar melewati ventrikel, sebelum ventrikelberkontraksi).
3.
Gelombang T
Repolarisasi otot ventrikel (sewaktu ventrikel pulih dari keadaandepolarisasi).Arah normal:sesuai dengan arah gelombang utamaQRS.Amplitudo normal:Kurang dari 10 mm di sadapan dad,kurangdari 5 mm disadapan ekstremitas,dan minimum 1mm.
4.
Gelombang U
Asal usul gelombang tersebut tidak diketahui dan paling jelasterlihat disadapan dada VI-V4.
5.
Interval P-R
Jarak antara permulaan gelombang P sampai dengan permulaankomplek QRS.Batas normal:0,12-0,20 detik
6.
Interval Q-T
Interval tersebut adalah jarak antara permulaan gelombang Qsampai dengan akhir gelombang T,sehingga interval inimengambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasiventrikel.Nilai normal :0,42 detik(laki-laki) &0,43 detik(wanita)
7.
Interval Q-R-S
Interval tersebut mengambarkan lamanya aktivitas depolarisasiventrikel.Interval ini adalah jarak permulaan gelombang Q sampaiakhir gelombang S.Nilai normal <0,12 detik.
8.
Interval R-R
Jarak antar puncak R, biasanya untuk mengukur frekuensi denyut jantung.9 Interval S-T Diukur sejak akhir gelombang S sampai akhir gelombang T10 Segmen PR Perlambatan nodus AV. Diukur sejak akhir gelombang P sampaiawal gelombang R.11 Segmen ST Waktu ventrikel kontraksi dan mengosongkan diri. Diukur sejak akhir gelombang S sampai awal gelombang T.Sumber: (Guyton,2006,129-135)&(Soetopo widjaja,2009,18-36)f aktor-faktoryang mempengaruhi detak jantung :
     -Umur : Bayi cenderung mempunyai detak jantung yang cepat yaitu sekitar 120 kali/ menit
         Jenis kelamin: Wanita dewasa muda mempunyai kecenderungan memiliki detak  jantung yang lebih tinggi dari pria, hal ini diduga karena pengaruh hormonal.
        Kebugaran fisik / aktifitas fisik.
  Suhu Tubuh : Peningkatan suhu tubuh meningkatkan pengeluaran impuls dari nodusSA, yang meningkatkan detak jantung
       Hormon (Tortora,2009,page 743).
9.
Interval S-T
Diukur sejak akhir gelombang S sampai akhir gelombang T
10.
Segmen PR
Perlambatan nodus AV. Diukur sejak akhir gelombang P sampai awal gelombang R.
11.
Segmen ST
Waktu ventrikel kontraksi dan mengosongkan diri. Diukur sejak akhir gelombang S sampai awal gelombang T.
 D. Alat dan Bahan
a.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Peralatan EKG

Untuk memeriksa kontraksi otot jantung
           b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
Nama Bahan
Gambar
Fungsi
1.
EKG krim

Sebagai perekat agar peralatan EKG menempel
 E. Langkah Kerja
       1. Prosedur penggunaan alat EKG
a.       Membersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa dengan menggunakan kapas beralkohol 70%
b.      Menunggu sampai alcohol kering, kemudian oleskan dengan EKG krim pada bagian yang dimaksud ( dada, pergelangan tangan, dan kaki)
c.       Memasangkan elektroda pada dada, pergelangan tangan dan kaki sesuai dengan kode warna elektroda pada tabel dibawah ini.


Tabel.
Peletakan Pasangan Elektrode dengan Bagian Tubuh Sesuai Warna dan Kode


Warna
Kode
Tempat
Warna
Kode
Tempat
Merah
R
Lengan kanan
Putih
RA
Lengan kanan
Kuning
L
Lengan kiri
Hitam
LA
Lengan kiri
Hijau
F
Kaki kanan
Merah
LL
Kaki kiri
Hitam
N
Kaki kiri
Hijau
RL
Kaki kanan
Putih/merah
C1
Dada 1
Coklat/merah
V1
Dada 1
Putih/kuning
C2
Dada 2
Coklat/kuning
V2
Dada 2
Putih/Hijau
C3
Dada 3
Coklat/hijau
V3
Dada 3
Putih/coklat
C4
Dada 4
Coklat/biru
V4
Dada 4
Putih/hitam
C5
Dada 5
Coklat/orange
V5
Dada 5
Putih/ungu
C6
Dada 6
Coklat/ungu
V6
Dada 6
        2. setelah elektroda terpasang kemudian operasionalkan EKG secara otomatis/manual
a.       Otomatis
· Memilih operasi pada posisi A, pada setiap panelnya.
·Menekan start/stop, maka alat EKG akan beroperasi dengan sendirinya dengan memeriksa komponen
b.      Manual
·  Memilih operasi pada posisi M pada setiap panelnya
· Pilih LEAD EKG dengan cara menekan LEAD dan FEED untuk mengubah sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya tekan tombol start/stop.
   3. Hal yang harus diperhatikan pada saat penggunaan EKG
a.Pasien harus dalam keadaan rileks, sebab dalam keadaan stress/batuk/bersin akan mempengaruhi tampilan pada EKG
b. Penggunaan EKG krim harus secukupnya, jangan terlalu banyak atau sedikit.
   4. Jauhkan pasien&EKG dari peralatan yang menimbulkan gelombang induksi elektromagnetik
         5. Pastikan peralatn menggunakan arde/grounding.
        F.    Hasil Pengamatan
              Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:







Di indikasikan Anemia, untuk ukuran darah normal adalah > HR-70


 Normal calibrasi adalah 1mV


Ritme jantung pada awal tidak normal. di asumsikan sedang dalam kondisi tidak tenang. Ritme jantung setelahnya normal karena gelombang P diikuti kompleks QRS dan Gelombang T


Denyut nadi pada kaki normal, bisa di simpulkan kaki sering melakukan gerakan gerakan sehingga otot-otot pada kaki tidak kaku.
F. Pembahasan
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang pentin
  1. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark akut
  2. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit
  3. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi
  4. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit selain penyakit jantung 
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas elektrokardiogram merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung. Tes tersebut merekam aktivitas listrik dari jantung, dan pada batas tertentu, mengidentifikasi jika ada peredaran atau aliran darah yang tidak normal. EKG memberikan gambaran ukuran dan bentuk hati dengan baik. Jantung adalah salah satu organ otot paling besar dan di bagi menjadi empat bilik. Bilik atas disebut atrium kanan dan kiri, dan bilik bawah adalah ventrikel kanan dan kiri. 
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh lewat hidung atau mulut akan tergabung dengan darah dari paru-paru. Lalu, darah tersebut bergerak dari paru-paru ke pembuluh darah pulmonari dan ke atrium kiri. Lalu, dipompa ke ventrikel kiri dan melewati aorta, di mana oksigen didistribusikan ke jaringan dan sel.
Karena oksigen terdistribusi dan digunakan oleh tubuh, karbon monoksida menyatu dengan darah untuk mengeliminasi. Pasokan kembali ke jantung melalui atrium kanan dan lanjut ke ventrikel kanan, di mana akan mengalir ke arteri pulmonari yang terhubung dengan paru-paru. Paru-paru mengeluarkan karbon dioksida, sementara oksigen masuk ke aliran darah.
Agar jantung dapat memompa darah melewati bilik maka dibutuhkan rangsangan listrik. Segala interupsi pada siklusnya dapat menyebabkan beragam gejala dan kondisi kardiovaskular. Masalah yang memengaruhi bilik atau bagian jantung lainnya dapat memberi dampak pada aliran darah.
     Mengetahui EKG yang normal dan abnormal
                   1. Calibrasi: Normal calibrasi adalah 1mV (10 kotak kecil / 2 kotak besar
 
      2. Ritme: Normal ritme jantung adalah 50-100x/menit       
                      Irama sinus adalah irama gelombang P diikuti komplek QRS dan gelombang T
                             a.  Sinus rhytm berarti detak jantung diantara 50-100x.menit
                             b. Sinus takikardi berarti detak jantung > 100x/menit
                             c. Sinus bradikardi berarti detak jantung kurang dari 50x/menit 
                             d. Sinus aritmia berarti detak jantung berubah setiap detik
                                                                                (a)
(b)
(c)
3. Rate: Yang paling mudah menggunakan rumus: 1500/jumlah kotak kecil antara gel. R-R



4. Gelombang P: Normal ---> Tinggi 1-3 kotak kecil- Positif pada lead I, II, aVF.
5. PR Interval : Normal -----> Durasi 3-5 kotak kecil
6. QRS axis (menggunakan gelombang QRS)
     Axis normal: Lead I dan aVF (+)
     Menyimpang ke kanan: Lead I (-) dan aVF (+)
     Menyimpang ke kiri: Lead I (+) dan aVF (+)
     Menyimpang ke kanan yang hebat: Lead I dan aVF (-)
7. Gelombang QRS: Tinggi 5-20 kotak kecil dan durasi: 1,5-3 kotak kecil
8. QT Interval: Durasi < 10 kotak kecil
9. Bentuk QRS
10. Gelombang U: Tanda hipokalemi, normal : tidak ada/tidak muncul
11. ST segment: Normalnya isoelektrik (sejajar/menyentuh garis merah) atau < 1 kotak kecil
12. Gelombang T: Jika positif (+) pada lead I, II, V3-V6 dan jika Negatif (-) pada lead aVR
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi jantung responden dalam keadaan baik atau normal walaupun probandus di diagnosis mempunyai anemia (kekurangan darah). 
I. Daftar Pustaka

Medkes.com.2015. Pengertian, Fungsi, dan Prosedur Elektrokardigram (EKG). Alamat Website: https://www.medkes.com. 20 Januari 2018


Wikipedia.2017. Elektrokardiogram. Alamat Website:https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram. 20 Januari 2018

Tim Olvista.2012. Apa Itu Pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram).Alamat Website: http://olvista.com/apa-itu-pemeriksaan-ekg-elektrokardiogram/.20 Januari 2018

J. Lampiran





Menyiapkan alat yang akan digunakan
Mengambil kabel 1


Mengambil kabel 2
Mengambil kabel 3




Mengambil kabel 4
Mengambil kabel 5


Meletakkan kabel pada kedua tangan dengan menggunakan capitannya
Meletakkan kabel pada kedua tangan dengan menggunakan capitannya



Mengatur alat yang akan digunakan
Hasil akhir
b. PENGUKURAN KADAR HB (HEMOGLOBIN)
          A. Judul Praktikum
               Pengukuran kadar Hb (Hemoglobin)
    B. Tujuan Praktikum
              Untuk mengetahui kadar Hb (hemoglobin) pada darah dengan menggunakan metode Sahli
                  C. Dasar Teori
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosi. 
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globulin radikal prostetik yang berwarna yang di sebut heme.Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gram hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang dibentuk empat subunit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem yang di konjugasi ke suatu polipeptida.Hem adalah turunan porofirin yang mengandung zat besi (Fe).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah.Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100ml darah dan jumlah ini biasanya di sebut “100 persen” . 

  Adapun Fungsi Hemoglobin (Hb) antara lain:Mengatur pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh, mengambil oksigen dari paru-paru di bawah ke seluruh jaringan tubuh untuk di pakai bahan bakar, dan  Membawa karbon dioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang.Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin (Hb) adalah Kecukupan besi dalam tubuh dan metabolisme besi dalam tubuh

Kelompok Umur
Batas Nilai Hemoglobin (Gram/ml)
Anak 6 bulan – 6 tahun
11,0
Anak 6 tahun- 14 tahun
12,0
Pria dewasa
13,0
Wanita dewasa
12,0
Ibu hamil
11,0

Pemeriksaan hemoglobin salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin secara sederhana atau merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dengan membandingkan warna secara visual (warna yang dihasilkan dengan warna standar yang ada pada haemometer sahli).

      D. Alat Dan Bahan

               a. Alat
                Alat yang digunakan  pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Blood lancet


Untuk menusukkan jari agar keluar darah
2.
Haemometer Sahli


Untuk mengukur kadar Hb (hemoglobin) pada darah
3.
Kapas

Untuk membersihkan tetesan darah pertama
4.
Pipet Sahli


Untuk mengambil darah untuk diukur kadar emoglobinnya
5.
Batang Pengaduk


Untuk mengaduk larut agar homogen
6.
Cawan Petri



Untuk menyimpan larutan HCL (Asam Klorida)
7.
Kamera Hp


Untuk mendekomentasikan kegiatan praktikum pada saat pengamatan
8.
Tissue


 

Untuk membersihkan kotoran

     b. Bahan
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Alkohol

Agar jari tangan kita steril ketika ditusuk dengan blood lancet
2.
Sampel Darah

Untuk diuji kadar hb (Hemoglobin)
3.
HCL


Sebagai penetral pada darah
       E. Langkah Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. 
  2.  Menyiapkan alcohol 70% kemudian meneteskannya ke dalam kapas lalu mengoleskan kepada ujung jari tangan. 
  3. Memasukkan blood lancet ke dalam alat pen lancet. 
  4. Menusukkan alat tersebut ke ujung jari tangan kemudian setelah darahnya keluar lalu di hisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda  0,1 ml. 
  5. Memasukkan darah tersebut ke dalam tabung sahli kemudian meneteskani larutan HCl 1tetes sambil diputar sehingga homogen.
  6. Setelah homogen warna darah tersebut di samakan dengan warna dari indicator yang berada di sebelahnya.
F. Hasil Pengamatan


Sampel Darah
Gambar
Hasil Pengukuran Hb
Nidha Handa Resta A





14 gram
90 %
G. Pembahasan

Metode Sahli adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin secara sederhana atau merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dengan membandingkan warna secara visual (warna yang dihasilkan dengan warna standar yang ada pada haemometer sahli). Prinsip metode sahli adalah hemoglobin dalam darah oleh HCl menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat tersebut.Metode sahli kurang naik karena tidak semua jenis HB dapat diubah menjadi asam hematin seperti karboksi methemoglobin, sulfathemoglobin.
Pada saat praktikum metode yang di gunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan menggunakan haemometer sahli untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan cara sederhana, namun tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pengamatan angka Hemoglobin (Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk  pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai (Sopny, 2011).

Dari hasil percobaan dapat dihasilkan hasil pengukuran yaitu kadar Hb (Hemoglobin) yang dimiliki oleh sampel darah dengan nama Nidha Handa R A adalah sebesar 14 gram dan 90 %. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria kadar hb yang baik atau normal bagi wanita seharusnya adalah sebesar 12. Namun hal ini tidak harus dikhawatirkan karena  mengapa kadar Hb bisa mencapai 14 hal ini dimungkinkan oleh beberapa factor salah satunya adalah responden yang diambil sel darah merah berasal dari daerah pengunungan yang notabene nya diperlukan kadar hb yang cukup agak tinggi untuk mengimbangi cuaca atau suhu disana.
Beberapa faktor kesalahan pada penetapan kadar Hb metode Sahli antara lain human erorr, tidak tepat mengambil sampel darah sebanyak 0,1 mL, tidak baik caranya pada saat pencampuran antara darah dan HCl pada waktu mengencerkan, adanya gelembung udara di permukaan pada waktu membaca,Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.
Kesalahan seperti diatas dapat menyebabkan kurang akuratnya hasil pemeriksaan Haemoglobin. Sehingga diharapkan pemeriksa benar benar memperhatikan cara kerja dan faktor diatas agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil kadar Hb pada sampel darah atas nama Nidha Handa RA yaitu 14 gr/dL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar Hb dalam darah responden masih dalam keadaan normal dimana nilai rujukan kadar Hb untuk perempuan adalah 12-16 gr/dL.
I. Daftar Pustaka 


Kerjanya.2014.Hemoglobin.Alamat Website :http://www.kerjanya.net/faq/4844-hemoglobin.html.19 Januari 2018
Dosenbiologi.com.2017.Pengertian Darah dan Fungsinya.Alamat Website :https://dosenbiologi.com/manusia/pengertian-darah. 19 Januari 2018
Wordpress.com.2013.Penentuan Kadar Hb Metode Sahli.Alamat Website :https://imamri.wordpress.com/tag/penentuan-kadar-hb-metode-sahli/.19 Januari 2018
Melizareiliana.mahasiswa.unimus.ac.id.2016.Pemeriksaan Hb.Alamat Website :http://melizareiliana.mahasiswa.unimus.ac.id/pemeriksaan-hb/.19 Januari 2018
J. Lampiran






Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
Menghisap darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda  0,1 ml.



Menghisap larutan HCl sambil diputar sehingga homogen.
Memasukkan darah tersebut ke dalam tabung sahli.



Setelah homogen warna darah tersebut di samakan dengan warna dari indicator yang berada di sebelahnya.
Hasil akhir.
  
2. SISTEM SARAF
a. SISTEM SARAF PADA KATAK SAWAH
   A. Judul Praktikum
        Sistem syaraf pada katak sawah Fejervarya cancrivora
   B. Tujuan Praktikum
     Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui reflex normal dan spinal pada katak Fejervarya cancrivora
   C. Dasar Teori
Tiap bagian susunan syaraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibasi) bagian-bagian tertentu dari otak dan selanjutnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai funsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tesebut. Apabila suatu bagian tubuh di rangsang , maka bukan bagian itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain.  
Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor di rangsang cukup kuat , maka rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf eferen berpusat , dipusat rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa syaraf asesoris menuju ke beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi. 
Unit dasar aktivitasi integrtif saraf adalah busur reflex. Busur ini tersiri dari organ sensorik, reseftor neuron aferen , atu sinaf atau lebih pada integrasi sentral, neuron eferen dan efektor. Pada mamalia dan manusia, hubungan neuron aferen dan eferen saraf somatic adalah dalam otak atau medulla spinalis.
Neuron aferen masuk melalui radiks dorsal atau syaraf-syaraf kranial dan bahan selnya terletak pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari saraf kranial. Serabut eferen meninggalkan rangsangan melalui radiks ventral atau saraf motoric kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam reflex yaitu :
  1. Reflex monosinapsis : dimana hanya terdapat satu sinapsis serabut aferens dan eferens (contoh: reflex pada bagian patella atau reflex Achilles).
  2. Reflex polisinapsis yang mempunyai busur reflex dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron aferens dan eferens ( contoh : reflex pada kornea mata). 
Afektivitas reflex baik yang monosinapsis dan polisinapsis adalah stereotype dan spesifik menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbukan jawaban tertentu pula.
      D. Alat dan Bahan
           a. Alat
                 Alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Akuarium


Untuk melihat tanggapan katak yang sudah di dekapitasi saat di beri perlakuan.
2.
Bak bedah



Tempat / wadah pada saat memotong bagian kepala katak.
3.
Statif



Untuk mengantung katak yang sudah di dekapitasi melihat tanggapan yang diberikan setelah dilakukan sumasi.
4.
Rantai pengantung

Untuk mengantung katak agar dapat mengetahui tanggapan/ respon saat di berikan perlakuan.
   5.
Sonde


Untuk melakukan perlakuan (sentuhan) pada katak
6.
Gunting bedah



Untuk mengunting bagian kepala (dekapitasi)
7.
Pipet tetes



Untuk meneteskan larutan H2SO4 1%, H2SO4 3%, dan H2SO4 3% agar dapat mengetahui tanggapan yang diberikan katak.
8.
Spirtus



Untuk memanaskan sonde agar mengetahui rangsangan yang diberikan katak
9.
Kamera Hp


Untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum
 b. Bahan
            Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:

No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Katak



Untuk bahan praktikum agar mengetahui reflex normal dan spinal pada katak.
2.
Larutan HNO3 encer



Untuk mengetahui rangsangan dan tanggapan pada katak saat diberikan perlakuan.
3.
Larutan H2SO4 1%



Untuk mengetahui tanggapan rangasan
4.
Larutan H2SO4 3%



Untuk mengetahui tanggapan rangasan
5.
Larutan H2SO4 5%


 

Untuk mengetahui tanggapan yang diberikan.
6.
Larutan HNO3 pekat



Mengetahui tanggapan atau rangsangan pada katak.
7.
Larutan fisiologis (NaCL 0,6%)



Untuk mempertahankan sel-sel untuk tetap hidup.
E. Langkah kerja
 a. Katak normal 
  1. Memeganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan gengamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan dengan gelas. Pengaduk atau sonde pada daerah mata. 
  2. Mengamati reflex yang terjadi.enyentuhlah nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut. 
  3. Mengusap bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior. 
  4. Menggores/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi. 
  5. Memegang kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakangnya bebas, kemuadian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada punggungnya . amati apa yang terjadi. 
  6. Melakukan sumasi rangsangan kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
      b. Katak Dekapitasi
         Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal ( spina frog) atau katak dekapitasi. Ketika mengangkat kepalanya kerjakan dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord). Perhatikan cara berikut :
  1. Memasukan katak tersebut kedalam aquarium , perhatikan gerakannya.
  2. Melentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk mengembalikan badanya atau tidak.
  3.  Meletakan katak tadi pada bidang miring mengarah kebawah bidang tersebut , perhatikan gerakannya. 
  4. Melakukan sumasi dengan rangsangan zat-zat kimia seperti berikut : Menyediakan 3 gelas beaker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%,3%, 5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjai respon. Celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum di celupkan jari katak harus dicuci terlebih dahulu 
  5. Menyentuh jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya
  6. Menyentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas , bagaimana reaksinya?
F. Hasil Pengamatan  
    a. Katak Normal

No.
Jenis Rangsangan
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Keterangan
1.
Sentuhan sonde pada daerah mata
Katak tersebut bergerak reflex dengan mengedipkan matanya



Katak merespon
2.
Menyentuhlah nares eksterna pada katak
Terjadi pergerakan pada bagaian nares dengan gerakan mengembang dan mengempis
Katak merespon
3.
Mengusap lah bagian tenggorokan sampai bagian perut
Tidak terjadi gerakan anggota badan anterior
Katak merespon
4.
Menggores/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak
Katak tidak berbunyi (mengeluarkan suara)


Katak tidak merespon
5.
Memegang kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakangnya bebas, kemuadian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada punggungnya
Terjadi pergerakan pada bagian kedua kaki belakang
Katak merespon
6.
Sumasi rangsangan
     a.       H2SO4  1%
Terjadi pergerakan pada kedua kaki belakang
Berontak
     b.      H2SO4 3%
Tedapat pergerakan hanya pada bagian kaki belakang

     c.       H2SO4 5%
Tidak terdapat gerakan pada bagian tubuh katak
Diam

 b. Katak yang telah didekapitasi

No
Jenis Rangsangan
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Keterangan
1.
Memasukan katak tersebut kedalam aquarium
Katak sedikit menggerakan tubuhnya


Mengerakan tubuhnya (hanya beberapa detik)
2.
Melentangkan katak pada bak bedah
Tidak bergerak
Katak sudah melemah
3.
Meletakan katak tadi pada bidang miring mengarah kebawah bidang tersebut
Katak hanya berdiam tidak berusaha mengembalikan badannya
Katak tidak merespon
4.
Mengantung katak tersebut pada bagian bawah rahangnya.
Tidak bergerak

Katak tidak merespon
5.
Sumasi rangsangan
             
     a.       H2SO4  1%
Tidak terjadi pergerakan
Katak melemah
     b.      H2SO4 3%
Tidak terjadi pergerakan
Katak melemah
     c.       H2SO4 5%
Tidak terjadi pergerakan
Katak melemah
6.
Menyentuh jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas
Tidak terjadi pergerakan
Katak sudah mati (tidak ada respin gerakan reflex)
7.
Menyentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas
Tidak terjadi pergerakan
Katak sudah mati (tidak ada respin gerakan reflex)

G.  Pembahasan
Salah satu hewan ampibhi adalah katak . system syaraf katak .system syaraf katak tersusun atas system syaraf pusat dan syaraf tepi. Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan susmsum lanjutan yang membentuk suatu system syaraf pusat , sedangkan serabut-serabut syaraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu system syaraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval.

Pada praktikum yang kami lakukan kali ini mengenai reflex normal dan reflex spinal. Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan . pada katak reflex normal ketika diberi rangsangan dengan memegang katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan menggengam kedua kaki belakangnya, katak tersebut memberikan tanggapan berupa mengedipkan kemudian ketika di beri rangsangan pada bagian nares eksterna (hidung) dengan menggunakan sonde katak tersebut memberikan tanggapan dengan membuka dan menutupnya kedua lubang nares tersebut, ketika diberi rangsangan pada bagian perut katak tidak memberikan tanggapan atau tidak menggerakan anggota badan anteriornya. Pada saat menyentuh bagian lateral dan dorsal dengan menggunakan sonde katak tidak memberikan rangsangan (tidak berbunyi) . Pada saat memengang kedua kaki depannya dan membiarkan kedua kaki belakang bebas dengan mencelupkanya ke dalam HNO3 encer pada punggungnya katak tersebut tidak memberikan tanggapan ( tidak terjadi pada pergerakan pada kaki). Dan ketika melakukan sumasi rangssangan kimia dengan mencubit-cubit bagian tubuhnya dengan pincet sebagai berikut: 


a.       Pada larutan reaksi 1% H2SO4 ketika diberi rangsangan pada katak terjadi pergerakan pada kaki belakangnya (berontak)
b.      Pada larutan reaksi 3% H2SO4 ketika di beri rangsangan pada katak terdapat pergerakan hanya pada bagian kaki
c.       Pada larutan reaksi 5% H2SO4 ketika diberikan rangsangan pada katak tidak terdapat gerakan pada bagian katak tersebut.



Pada katak normal katak dapat merespon dengan baik . hal ini dikarenakan katak memiliki system syaraf yang mana saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak hingga menimbulkan respon. Respon akan di tanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam membrane. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat di rangsang (excitable) dan dapat digangu (irritable). Neuron ini segera bereaksi terhadap stimulus, dan dimodifikasi potensial listrik dapat tervatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membrane. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau imflus syaraf, mampu melintasi jrak yang jauh implus syaraf menerima informasi kaeneuron lain, baik otot maupun kelenjar.
Pada katak normal yang diberikan hambatan maka gerakan pada katak akan terhambat , hal ini dikarenakan oleh alat gerak yang telah di hambat dengan mengikatnya dengan tali pengait pada saat praktikum. Pada katak yang diperlakukan dengan merusak system syaraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetep namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan system syaraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penususkan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum.
Pada katak yang telah didekapitasi atau dihilangkan otaknya sehingga hanya memiliki spinal (spinal frog) dengan memotong bagian kepalanya percis di bawah membrane tymphani katak dan menutupnya dengan kapas yang sudah dibasahi dengan NaCl yang berfyngsi untuk mempertahankan sel-sel untuk tetap hidup di berikan rangsangan yaitu dengan memasukan katak ke dalam aquarium yang sudah didekapitasi katak tersebut memberikan tanggapan dengan sedikit menggetarkan bagian tubuhnya beberapa detik hal itu terbukti bahwa katak yang sudah mengalami dekapitasi system syaraf masih berfungsi walaupun dalam keadaaan katak tersebut sudah di dekapitasi, pada perlakuan kedua saat di beri rangsangan dengan melentangkan katak pada bak bedah katak tersebut tidak memberikan tanggapan , katak tidak berusaha mengembalikan badannya. Pada perlakuan ketiga katak disimpan pada bidang miring mengarah ke bawah bidang katak tersebut tidak memberikan tanggapan (tidak bergerak).kemudian katak di berikan rangsangan dengan larutan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan oleh katak:
  1. H2SO4 1% ketika kaki katak dicelupkan tidak terjadi pergerakan.
  2. H2SO4 3% ketika kaki katak dicelupkan tidak terjadi pergerakan. 
  3. H2SO4 5% ketika kaki katak dicelupkan tidak terjadi pergerakan
Pada perlakuan ke empat menyentuh jari belakang dan jari kaki depan dengan benda panas , katak tersebut tidak memberikan tanggapan (tidak bergerak) dan pada perlakuan terakhir menyentuh bagian ventral/perutnya dengan benda panas , katak tersebut tidak memberikan tanggapan (tidak bergerak).

H. Kesimpulan 

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada katak terutama pada bagian sistem syaraf dapat disimpulkan bahwa sistem syaraf katak memiliki saraf [usat yaitu otak, dan syaraf tepi yaitu sumsum tulang belakang. Dimana ketika terjadi dekapitasi maka katak akan tetap menerima rangsangan dan memberikan tanggapan disebabkan oleh sistem syarafnya tidak bergantung pada otak saja melainkan pada sumsum tulang belakang, ditambah dengan adanya larutan NaCl yang berfungsi untuk mempertahankan sel-sel untuk tetap hidup.
 I. Daftar Pustaka

Wikipedia.org.2017.Saraf.Alamat Website :https://id.wikipedia.org/wiki/Saraf.19 Januari 2018
Adriautami.2010.Fungsi Saraf.Alamat Website:https://adriautami.wordpress.com/2010/05/05/fungsi-saraf/.19 Januari 2018
Genggaminternet.com.2015.Bagian Sel Saraf dan Fungsinya.Alamat Website:http://genggaminternet.com/bagian-sel-saraf-dan-fungsinya-materi-lengkap/.19 Januari 2018
Wikipedia.org.2017.Sel Saraf.Alamat Website.https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_saraf.19 Januari 2018
Perpusku.com.2015.Sistem Saraf dan Bagian-bagiannya.Alamat Website:http://www.perpusku.com/2017/01/sistem-saraf-pengertian-dan-bagian-bagiannya.html.19 Januari 2018

J.  Pertanyaan


  1. Pada katak yang telah di dekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsangan yang diberikan ? jelaskan jawaban anda ?Jawaban: Katak yang telah di dekapitasi masih sanggup merespon, namun responnya hanya berupa gerak reflex (sedikit gerakan ) karena yang bekerja adalah system syaraf tepi (susum tulang belakang) 
  2. Apakah yang dimaksud dengan reflex? Jelaskan bagaimana mekanismenya! Jawaban: Gerak reflex adalah gerakan yang tak disadari atau yang baru disadari setelah gerak itu terjadi. Mekanisme dan urutan gerak reflex : Pada gerak reflex, rangsangan yang dating dari reseptor tidak seluruhnya sampai ke otak untuk diolah. Proses jalannya rangsangan pada gerak reflex dapat di sederhanakan sebgai berikut: Rangsangan => reseptor => saraf sensorik => saraf penghubung => susmsum tulang belakang => saraf penghubung => saraf motoric => otot => gerak . Jalan pendek yang ditempuh oleh rangsangan sehingga menimbulkan gerak reflex disebut lengkung reflex . jenis reflex bergantung pada syaraf penghubungnya apakah ada di sumsum tulang belakang atau ada di otak. Apabila refleksnya hanya melibatkan sumsum tulang belakang , maka disebut reflex cerebellar.

K. Lampiran



Larutan yang digunakan untuk mengetahui sistem saraf pada katak
Potongan kepala yang telah didekapitasi




Pada saat katak di akuarium yang  telah di dekapitasi
Pada saat menggantung katak pada statif
 

b. REFLEKS PADA TENDON MANUSIA 
    A.  Judul Praktikum
          Refleks pada tendon manusia
    B. Tujuan Praktikum
         Untuk mempelajari  refleks tendon pada patella manusia 
   C. Dasar Teori

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (eksternal) misalnya suara, cahaya, bau, panas, dingin, manis, pahit dan sebagainya. Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh disebut juga rangsangan internal, misalnya rasa haus, lapar, dan nyeri (Administrator, 2009).


Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. 
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.(Idel,antoni.2000:210-215).
Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada kason tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212). Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.(Isnaeni,wiwid.2006:61-71). 
Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka akan merupakan tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berfungsi merambatkan impuls yang meninggalakan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraf dalam retina yang disebut sel amaksin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan axon hillocle. Di dalam daerah ini tidak terdapat substansi nissl karena di daerah ini banyak nerofibril yang akan meninggalkan badan sel. Selain berkemampuan utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraf berkemampuan bersekresi seperti halnya sel kelejar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan dalam kategori neroendokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin (Subowo, 2002: 165). 
Sebuah sinapsis neuromuskular terdiri dari sebuah ujung saraf motor prasinapsis menutupi daerah pascasinaps (postsynaptic sole plate) sebuah serabut otot pada ujung terminal sebuah cabang telodendron, sebuah ujung saraf motor terbentuk oleh pertumbuhan cabang pendek dalam daerah terbatas. Tiap cabang ujung saraf terssisip dalam daerha celah neuromuskular 40 sampai 50 nm. Neuron eferen somatik menginervasi otot kerangka. Gap sebagai unit mptor karena serabut otot yang diinervasi berkontraksi sebagai unit bila neuron dirangsang. Unit motor dapat terdiri dari satu sampai beberapa ratus serabut otot. Unit motor yang besar mendapat inervasi neuron besar dan berkaitan dengan otot besar. Sebuah serabut otot secara individu tergolong pada satu unit motor dan menerima masukan sinaps di bagian tengah (Dellmann, 1992: 198-199). 
Terbentuk di dalam lingkaran jaringan saraf tulang punggung terdapat sejumlah respon stereotip yang disebut refleks. Refleks yang paling terkenal adalah refleks regang monosinapsis atau refleks sentakan lutut (kneejerk refleks) yang dapat dikeluarkan bila suatu urat ditepuk, yang menyebabkan regangan otot mendadak. Akibatnya berupa refleks kontraksi otot untuk mengembalikan panjangnya yang normla. Sambungan neuron yang diperlukan untuk refleks ini terdiri atas kelompok neuron sensorik yang masuk, yang membawa berita bahwa otot-ototnya telah diregangkan, dan sekumpulan neuron motoris yang mengendalikan kontraksi sel-sel otot (Bevelander, 1988: 134).
 Suatu refleks adalah suatu respon automatis yang sederhana terhadap suatu rangsangan yang hanya melibatkan beberapa neuron, yang semuanya dihubungkan dengan tingkat umum yang sama dalam sistem saraf pusat. Refleks yang ada pada waktu lahir dan lazim bagi manusia disebut refleks turunan. Refleks lain yang diperoleh karena pengalaman disebut refleks bersyarat. Kebutuhan anatomis minimum untuk perilaku refleks adalah neuron sensori dengan reseptor untuk menerima rangsangan, yang dihubungkan oleh nsinapsis ke neuron motor yang dilekatkan pada suatu otot atau efektor lain, sperti refleks regang ekstensor. Sejumlah refleks melibatkan hubungan antara banyak interneuron dalam sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang tidak hanya berfungsi dalam menyalurkan impuls dari dan ke otak (Villee, 1999: 244-245).
   D. Alat dan Bahan



No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
    1.
 Palu Karet


Untuk memukul ligamentum

   E. Langkah Kerja
  1. Menyiapkan palu karet untuk digunakan pada praktikum 
  2. Menekukan lutut 
  3. Memukulkan palu karet ke kaki 
  4.  Mengamati apa yang terjadi pada kaki
 F. Hasil Pengamatan



Nama

Respon  / Gerakan kaki
Keterangan
Ibnu Aljawami
Karena ada rangsangan kaki merespon dengan cara menendang
Merespon karena ada rangsangan
 G. Pembahasan

Sistem saraf somatik (saraf sadar) merupakan sistem saraf yang melayani kulit, otot rangka, dan tendon.Saraf somatik meliputi saraf-saraf yang menerima dan menghantarkan informasi dari reseptor sensori (rangsangan eksternal) ke SSP dan menyampaikan penrintah dari SSP ke otot rangka.Sistem saraf somatik disebut saraf sadar karena sistem saraf ini bekerja menurut kesadaran kita.  Misalnya melalui alat indra kita dapat menditeksi sesuatu yang berbahaya.

Beberapa aksi dalam sistem saraf sensorik adalah berupa gerak refleks, yaitu gerakan spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai tanggapan terhadap rangsangan.Gerak refleks ini terjadi sangat cepat, tanpa melalui pertimbangan otak.Pada gerak refleks, impuls saraf bergerak dari reseptor sensori di sepanjang serat saraf sensori menuju akar dorsal pada sumsum tulang belakang.
Di dalam sumsum tulang belakang, pesan yang dibawa sel saraf sensori disampaikan ke sejumlah sel saraf asosiasi. Beberapa sel saraf asosiasi membentuk sinapsis dengan sel saraf motor yang terdapat pada akar ventral sehingga pesan mengalir disepanjang serat saraf motor menuju efektor (otot). Selanjutnya otot berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan.

 H. Kesimpulan

Berdasarkan data pengamatan dapat disimpulkan bahwa ketika ada rangsangan, kaki langsung merespon dengan cara menendang.

 I. Daftar Pustaka

Menurutparaahli.com.2017.Pengertian Refleks Tendon.Alamat Website : http://menurutparaahli.com/tag/pengertian-refleks-tendon/. 19 Januari 2018

Akbarmangindara.2012.Refleks Fisiologis pada Manusia.Alamat Website ;https://akbarmangindara.wordpress.com/2012/05/30/refleks-fisiologis-pada-manusia/.19 Januari 2018
Wicaktini.2013.Refleks pada Tendon Manusia.Alamat Website: https://wicaktini.wordpress.com/2013/11/25/refleks-pada-tendon-manusia/. 19 Januari 2018

3. SISTEM OTOT (MEKANISME KERJA OTOT)
A. Judul Praktikum 
     Mekanisme kerja otot
B. Tujuan Praktikum 
     Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses:
  1. Mempelajari respon otot terhadap beragai macam rangsangan
  2. Mengukur kecepatan kontraksi tunggal otot rangka 
  3. Mempelajari periode-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan
 C. Dasar Teori

Otot disebut alat gerak aktip karna mampu menghasilkan gerakan tubuh. Jaringan otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilasi), mampu merambatkan implus (sifat konduktifitas),mampu melaksanakan metabolisme dan treproduksi. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemapuannya untuk berkontraksi (sifar kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas ini disebabkan sel-sel otot protein kontraktil, yaitu aktip dan miosin yang tidak dimiliki oleh jaringan yang lain.
Sifat irritabilitas otot ditunjukkan oleh kemampuan otot untuk mengenl dan merespon rangsangan yang langsung mengenainya, tanpa tergantung dari jaringan saraf yang biasanya mengaktipkannya, tanpa tergantung dari jaringan sarafnya mengaktipkannya. Sifat irribilitas ini dapat melemah, mosalnya otot dalam keadaan lelah, dan dapat meningkat apabila otot dalam kondisi yang optimum(cukup makanan dan oksigen).
Kemampuan otot bergerak dikarnakan sel otot mengandung protein kontraktil, yaotu miosin sebagai penyusun filamen tabel, aktin, tropomiosin dan troponin sebagai penyusun filamen tipis. Selama kontraksi, filamen-filamen bergerak relatif satu terhadap yang lain untuk menghasilakan pemendekan fan tegangan, pergeseran terjadi akibat siklus jembatan silang miosin yang berulang-ulang dengan mengguanakan energi ATP, yang dipicu oelh tingkat Ca++ sistolik yang dibebaskan akibat adanya eksitasi pada membran sel otot. Ada 3 macam otot, yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jantung yang struktur fungsi serta sifat kontraksinya berbeda-beda.
 D. Alat dan Bahan
      a.  Alat
      Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Gunting Bedah


Untuk membedah
2.
Pinset



Untuk menjepit
3.
Benang


Untuk mengikat

4.
Jarum pentul





Untuk menusuk
5.
Kapas



Untuk menyerap air
 6.
Cawan petri


Untuk menyimpan air
 7.
Kymograph




Untuk mengukur gerak otot
 8.
Stimulator



Untuk menjepit ke bagian otot
 9.
Flaw-Jaw Clamp


Untuk memberikan rangsangan
  b. Bahan
        Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


No
Nama Bahan
Gambar
1.
Katak yang masih hidup



   2. Larutan fisiologis (ringer’s)

E. Langkah Kerja
     Untuk mendapatkan otot Gastrocnemius dari sebuah kaki katak, lakukan cara sebagai berikut :
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 
  2. Memisahkan otot Gastrocnemius tersebut dari otot lainnya dengan cara memasukan sonde pada daerah antara otot tersebut dengan otot lainnya ( untuk mempelajari respon otot terhadap berbagai macam rangsang, cukupdikerjakan sampai disini dahulu ). 
  3. Melepaskan pula bagian tendo achiles pada daerah tumir katak dengan menggunakan gunting. 
  4. Mengikatkan sehelai benang pada bagian ujung tendon paha, potonglah bagian benang yang terlebih dahulu sehingga masih memungkinkan untuk diikatkan pada otot.
  5. Memisahkan otot paha dari saraf sciatiknya
  6.  Mengikatlah saraf sciatiknya tersebut dengan sehelai benang dan potonglah pada bagian atas dari ikatan tadi.
  7. Memotong otot dan tulang pahanya.
  8. Selama melakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot Gastrocnemius selalu dibasahi dengan larutan Ringer’s demikian pula pada waktu melaksanakan percobaan
 F. Hasil Pengamatan

Tabel 1.
Jenis rangsangan yang diberikan
Tanggapan yang diberikan
Keterangan
Elektrik
Bereaksi dan bergerak
Terdapat ATP pada otot



Tabel 2.
Besarnya intensitas rangsangan
Tanggapan yang diberikan oleh otot
Keterangan
Minimal
Berekasi dan bergerak
Terdapat ATP pada otot
Sub maksimal
Berekasi dan bergerak
Terdapat ATP pada otot
Maksimal
Berekasi dan bergerak
Terdapat ATP pada otot

           Beri keterangan grapik yang diperoleh

Gambar keseluruhan
Gambar keseluruhan







Gerakan Tunggal
Gerakan Ganda
 
Gerakan Tetanus
Gerakan Partikal menunjukan bahwa ATP pada otot katak telah habis



Grafik tersebut merupakan hasil dari kymograph yang mengkur kerja otot dengan kecapatan tunggal, ganda (sumasi), dan tetanus.





Gambar1.2Grafik tersebut merupakan hasil dari kymograph yang mengkur kerja otot dengan kecapatan tunggal, ganda (sumasi), dan tetanus.


F.Pembahasan
Dapat kami jelaskan pada pengamatan yang telah kami lakukan yaitu, pada berbagai jenis rangsang yang diberikan pada otot semuanya terjadi adanya respon atau tanggapan. Juga terbukti adanya grafik sebagai hasil dari kerja otot.Otot pada katak diberikan rangsangan yang telah tersedia di alat Flaw-Jaw Clamp,dalam kegiatan ini otot pada katak harus tetap dalam keadaan  basah dengan menggunakan larutan fisiologis (ringer’s).Untuk mengetahui gerakan otot pada katak maka harus diberikan rangsangaan yang telah disediakan dalam alat dan larutan fisiologi (ringer’s) sehingga kita dapat mengetahui hasil dari grafik,antara gerakan  tunggal,gerakan  ganda dan gerakan tetanus.Bila otot pada katak sudah tidak berreaksi meskipun sudah diberikan rangsangan,hal tersebut menunjukan bahwa otot pada katak sudah kehabisan ATP maka dari grafik akan menunjukan hasil garis lurus

            G. Kesimpulan


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka kegiatan otot katak yang telah diberi rangsangan berupa cairan dapat menghasilkan gerakan tunggal, gerakan ganda, dan gerakan tetanus.
H. Daftar Pustaka


Ilmudasar.com.2016.Penegertian,Struktur,Jenis,dan Fungsi Otot.Alamat Website :http://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Struktur-Jenis-dan-Fungsi-Otot-adalah.html.19 Januari 2018

Artikelsiana.com.2014.Fungsi Otot.Alamat Website :http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-macam-macam-otot.html\.19 Januari 2018

Academia.edu.2014.Kontraksi Otot Gastroknemus dan Otot.Alamat Website :http://www.academia.edu/32233794/KONTRAKSI_OTOT_GASTROKNEMUS_DAN_OTOT_JANTUNG_KATAK.19 Januari 2018

I. Jawab dan Pertanyaan
  1. Sebutkan perbedaan respon otot terhadap tiga macam rangsangan yang dipakai!Jawaban:Kelompok kami hanya menggunkan rangsangan elektrik saja. Respon elektrik yaitu respon dengan bantuan aliran listrik. 
  2. Rangsang manakah yang terbaik untuk dipakai di laboratorium dan mengapa? Jawaban : Rangsang mekanik, karena rangsang tersebut bersifat aman dan ramah terhadap lingkungan bagi laboratorium.
  3. Apa yang dimaksud dengan tendon dan apa fungsinya ?Jawaban :Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot. Tendon sering juga disebut sebagai urat otot. Tendon berfungsi untuk menyeimbangkan tulang dan otot sehingga memudahkan terjadinya gerakan. Tendon yang menempel pada tulang dan dapat bergerak disebut insersio (insertian = sisipan), sedangkan tendon yang menempel pada tulang dan tidak dapat bergerak disebut origo (origin = asal). Struktur tendon pada ujung otot terlihat mengecil, liat dan keras. 
  4. Apakah perbedaan stimulus minimal, stimulus sub maksimal dan stimulus maksimal?       Jawaban: a)Stimulus minimal adalah rangsang yang terkecil yang dapat menimbulkan tanggapan. b)Stimulus sub maksimal adalah rangsang yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal.c)Stimulus maksimal adalah rangsangan yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal. 
  5. Hitunglah berapa waktu laten dan waktu kontraksi serta waktu relaksasi otot gastrocnemius?     Jawaban : Waktu laten yaitu berada pada kisaran waktu mm.Waktu kontraksi berada pada kisaran waktu mm. Waktu relaksasi berada pada kisaran waktu mm.
  6. Bagaimana beda waktu laten,kontraksi dan relaksi otot pada percobaan 1 dan 2?            Jawaban: Waktunya jelas berbda tergantung pada jenis perlakuannya dan kisaran waktu tersebut jelas berbeda-beda tergantung pada jenis perlakuan percobaannya. 
 J. Lampiran




Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
Memisahkan otot Gastrocnemius tersebut dari otot ainnya.




Mengikatkan sehelai benang pada otot.
Mengikatkan sehelai benang pada bagian ujung tendon paha dan memotong benang yang berlebih sehingga masih memungkinkan untuk diikatkan pada otot.




Menarik benang tersebut agar benang tersebut tidak longgar.
Menyalakan alat tesebut.




Meneteskan larutan Ringer’s pada saat melakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot Gastrocnemius
Mengamati mekanisme pergerakan dari kerja otot
 4. SISTEM EKSKRESI (UJI URINE)
     a. Dasar Teori
Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kantung kemih, dengan menghasilkan urin yang  merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa proses yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus, absorpsi kembali secara selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino oleh tubulus, dan sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah kedalam lumen tubulus dalam bentuk urin. Proses sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic, dan ion hydrogen yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat-zat yang mungkin terjadi.
Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urine. Jumlah Urine yang dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung darijumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kekuningan dan sedikit berbau. Nantinya didalam laporan ini akan dijelaskan apa saja yang terkandung didalam urine manusia. 
Sistem urinaria merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). 
            a. Sistem urinaria
                  Sistem urinaria terdiri dari:
1)      dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
2)      dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
3)      satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan 4) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.


             1. Ginjal (Ren)
Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis (kekonstanan lingkungan internal). Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
  • Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingin kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. Glomelurus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal. 
  • Tubulus Kontortus Proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangant berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus dan memperluas area permukaan lumen. 
  • Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk ke dalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle. 
  • Tubulus Kontostus Distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron. 
  • Tubulus dan Duktus Pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul bersedenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
      2. Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sempai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25 cm – 30 cm dan berdiameter 4 mm - 6 mm. saluran ini menyempit di tiga  tempat : di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung kemih.
Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini, mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan : lapisan terluar adalah lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal kea rah dalam dan otot polos sirkular kea rah luar, dan lapisan terdalam adalah epitelum mukosa yang mengsekresi lapisan mucus pelindung. Lapisan ottot memiliki aktifitas peristaltic intristik. Gelombang peristaltis mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.

      4. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dalam lipatan-lipatan peritoneum dan kondensasi fasia.

b. Tahap Pembentukan Urine 
  1. Filtrasi ( penyaringan): Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang berlangsung di dalam badan Malpighi yaitu dari glomerulus ke kapsula bowman, filtrate hasil filtrasi disebut urine primer, dalam urine primer masih terdapat zat yang berguna yaitu : air, glukosa, dan garam mineral seperti ion natrium (Na+) dan ion kalsium ( ca 2+ )
  2. Reabsorpsi ( penyerapan kembali ): Reabsorpsi merupakan proses penyerapan  kembali zat dalam urine primer yang masih berguna, filtrate hasil reabsorpsi disebut urine sekunder , ada dua macam reabsorpsi yaitu reabsorpsi obligat dan fakultatif, reabsorpsi obligat berlangsung di dalam tubulus kontortus proksimal  hingga tubulus kontortus distal. Reabsorpsi obligat selalu berlangsung pada setiap keadaan dengan volume urine yang sama. Reabsorpsi fakultatif berlangsung di tubulus distal dan tubulus kolektivus, pada kondisi tertentu, reabsorpsi fakultatif dibantu oleh hormone, missal reabsorbsi air dibantu oleh hormone antideuritika ( ADH ), dan reabsorbsi kalsium dibantu oleh hormone paratiroid  (PTH ). Hasil reabsorpsi ini  berupa urine sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi member warna dan bau pada urine
  3. Augmentasi ( pengeluaran zat yang tidak berguna): Augmentasi merupakan proses pengeluaran zat yang tidak berguna atau berlebih ke dalam urine. misalnya sekresi ion hydrogen ( H+) Dan ion kalium. Augmentasi berlangsung di dalam tubulus distal. Filtrate  hasil augmentasi merupakan urine sesungguhnya, urine sesungguhnya masih dapat direabsorpsi bahkan sampai berada di dalam tubulus pengumpul ( kolektivus ).
          Factor – factor yang mempengaruhi produksi urine, yaitu :
  • Hormone antideuritik ( ADH )
  • Hormon insulin
  • Jumlah air yang diminum
  • Factor cuaca
       Di dalam urine  terkandung bermacam – macam  zat, antara lain :
1.      Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak
2.      Zat warna empedu yang memberikan  warna kuning pada  urine
3.      Garam, terutama garam dapur
4.      Zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vit C, dan obat – obatan, juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh, misalnya hormone.


b. UJI URINE
            1. Uji Glukosa dalam Urine

               A. Tujuan Praktikum
  Untuk memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine.
               B. Alat dan Bahan
a.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:

No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Tabung reaksi



Untuk mencampurkan larutan
2.
Pipet tetes



Untuk meneteskan tetes demi tetes
3.
Penjepit



Untuk menjepit tabung reaksi ketika dipanaskan
4.
Bunsen Spirtus



Untuk memanaskan tabung reaksi yang berisi larut

an
5.
Gelas ukur



Untuk mengukur larutan yang akan digunakan
6.
Rak tabung reaksi


Untuk menyimpan tabung reaksi
7.
Gasolin



Untuk menyalakan Bunsen spirtus
8.
Gelas kimia



Untuk menyimpan Urine
   b. Bahan
          Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Urine



Digunakan sebagai sampel yang diuji
2.
Larutan Benedict



Digunakan sebagai indicator yang digunakan uji
E. Langkah Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
  2.  Mengambil 2 mL larutan Benedict’s menggunakan pipet tetes  dan memasukkannya kedalam tabung reaksi.
  3. Mendidihkan larutan Benedict’s tersebut diatas  api  Bunsen spirtus. 
  4. Menambahkan 10 tetes urine  ke  dalam larutan tadi  dan memanaskannya lagi sampai mendidih kemudian biarkan dingin. 
  5. Mengamati perubahan warna dan endapan yang terjadi, bila :
  • Hijau                   : Kadar Glukosa 1 %
  • Merah                 : Kadar Glukosa 1,5 %  
  • Orange                : Kadar Glukosa 2 %Kuning                : Kadar Glukosa 5 %
 D. Hasil Pengamatan
Sampel urine
Hasil perubahan warna akhir
Gambar
Keterangan
Eka Kartika
Biru muda


Normal (mengandug 0,1 % glukosa)
E. Pembahasan

     Adanya kandungan glukosa dalm urine dapat diketahui ketika perubahan warna yang terjadi pada larutan Benedict’s yang sudah dipanaskan kemudian di tetesi urine memiliki warna hijau, merah, orange dan kuning. Namun data yang di dapatkan pada praktikum yang kami lakukan setelah larutan Benedict’s di tetesi urine warna yang di hasilkan yaitu biru muda artinya urine yang di uji normal atau hanya mengandung kadar glukosa 0,1 %.
F. Pertanyaan


  1. Buatlah siklus perubahan glukosa dalam  tubuh dan jelas kan mengapa terjadi  perubahan demikian ?Jawaban: Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glikosa masuk siklus glikolisis menghasilakan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP.perubahan ini terjadi agar glukosa mudah di serap dan dapat memberikan energi bagi tubuh. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukosa,hormon yang menargetkan sel-sel di liver (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikosterolisis). Glukosa dilepaskan kedalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat, itu mungkin arena perubahan glikogen atau kara proses pencernaan makanan. Hormon yang lain dilepas lepas dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini disebut insulin, menyebabkan organ hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikosterosi, yang mengurangi level gula darah. Perubahan-perubahan teersebut terjadi untuk menjaga keseimbangan atau homeostatis.
  2. Bagaimanakah jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat anda makan ? Jawaban: Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan terkait penyerapan glukosa oleh tubuh. Karena saat kita makan makanan yang megadung karbohidrat, karbohidrat tersebut akan di ubah menjadi glukosa. Hubungan yaitu bahwa ketika beberapa saat setelah makan, terjadi penigkatan kadar glukosa darah dalam tubuh. Dengan naiknya kadar glukosa dalam darah akan merangsang pankreas untuk menghasilakn insulin fungsinya untuk mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut. Insulin memasukan gula kedalam darah sehigga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Kelebihan glukosa di dalam bentuk glikogen dalam hati atau otot sehingga kadar glukosa dalam darah tetap dalam keadaan optimum. 
  3. Bagaimanakah hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah?Jawaban: Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan terkait penyerapa glukosa dalam tubuh karena saat kita makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, karbohidrat tersebut akan di ubah enjadi glukosa, sehingga jumlah glukosa dalam darah akan tinggi.
H. Kesimpulan


    Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa urine yang di ujikan normal karena hanya memiliki kandungan glukosa 0,1 %.


2. Uji Chlorida dalam Urine
  A. Tujuan Praktikum
      Untuk  memeriksa ada  tidaknya Chloride dalam Urine
  B. Alat dan Bahan 
           a.  Alat
                     Alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:


No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Tabung reaksi



Untuk mencampurkan larutan yang akan diuji
2.
Pipet tetes



Untuk meneteskan larutan tetes demi tetes
3.
Gelas Ukur



Untuk mengukur larutan yang akan diuji
4.
Rak tabung reaksi



Untuk menyimpan tabung reaksi
       b. Bahan  
             Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Urine

Digunakan sebagai sampel yang diuji
2.
Larutan AgNO3 10 %


Digunakan sebagai indicator yang digunakan dalam uji
C. Langkah Kerja
  1. Memasukkan 5 mL urine kedalam  tabung reaksi kemudian menetesinya dengan  larutan AgNO3  1-2 tetes 
  2. Mengamati  perubahan yang terjadi, jika terdapat endapan putih menunjukkan adnaya chloride radikal
D. Hasil Pengamatan

Sampel urine
Ada tidaknya  endapan (Cincin) Putih
Gambar
Keterangan
Ibnu Aljawami
Ada endapan putih


 normal
E. Pembahasan
      Uji kandungan chlorida dalam urine dapat diketahui ketika terdapat endapan putih pada urine  yang di tetesi dengan larutan AgNO3. Jika terdapat endapan putih pada urine tersebut maka urine mengandung chlorida. Pada praktikum ini sampel urine yang digunakan mengandung chloride.
F. Pertanyaan 
  1. Chlorida yang terdapat  dalam urine berasal dari apa ? jelaskan ! Jawaban: Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl).  
  2. Apakah chloride selalu  terdapat dalam urine ?Jawaban: Pada tubuh tidak selamanya mengandung klor, karena saat makanan yang di konsumsi tidak mengandung klor, maka dalam tubuh pun tidak mengandung klor atau hanya sedikit. Kandungan klor selain terdapat dalam urine sendiri juga terdapat di dalam makanan dan air.
  3. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan diatas bila uji tersebut positif !Jawaban:NaCl------> Na+ + Cl-  ____ AgNO3 + NaCl ------> AgCl + NaNO3
 G. Kesimpulan 
          Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa urine yang di uji mengandung chlorida karena terdapat endapan.

3. Uji Ammonia dalam Urine 
    A. Tujuan Praktikum
         Untuk mengenal  bau Ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine
    B. Alat dan Bahan
a.      Alat

   Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Tabung reaksi
 
Untuk mencampurkan larutan yang akan direaksikan
2.
Pipet tetes

 Untuk mengambil cairan atau larutan tetes demi tetes
3.
Gelas Ukur


Untuk mengukur larutan yang akan digunakan
4.
Rak tabung reaksi



Untuk menyimpan tabung reaksi
5.
Penjepit


Untuk menjepit tabung reaksi pada saat proses pemanasan
6.
Gasolin


Untuk menyalakan bunsen spirtus
7.
Bunsen Spirtus


Untuk memanaskan urine yang ada dalam tabung reaksi

b.      Bahan

    Bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:

No
Nama Bahan
Gambar
Fungsi
1.
Urine


 Sebagai sampel yang di uji
C. Langkah kerja
  1. Memasukkan 1 mL urine ke dalam tabung reaksi 
  2. Memanaskan dengan menggunakan Bunsen spirtus 
  3.  Mencium bagaimana baunya
D. Hasil Pengamatan
Sampel urine
Tercium bau atau tidak
Keterangan
Ibnu Aljawami
Tercium bau menyengat
Normal
E. Pembahasan
            Uji ammonia dalam urine dapat diketahui jika dalam urine yang sudah di panaskan tidak tercium bau maka urine tersebut tidak normal, tetapi jika urine tersebut tercium bau maka urin tersebut normal. Namun dalam praktikum yang kami lakukan ternyata urine yang sudah di panaskan tersebut tercium bau pesing maka urine tersebut dikatan normal.
F. Pertanyaan
  1. Berasal dari apakah ammonia dalam urine tersebut ? Jawaban: Ammonia dalam urine berasal dari hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal 
  2.  Enzim apa yang bekerja ?awaban: Glutaminase mengubah glutamine menjadi asam glutamate
G. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam urine yang dipanaskan tercium bau, maka urine normal.

H. Daftar Pustaka
Wikipedia.org.2017.Pengertian Urine.Alamat Website:https://id.wikipedia.org/wiki/Urin.19 Januari.2018

Fadhilahluthfi17.wordpress.com.2016.Kandungan Urine.Alamat Website :https://fadhilahluthfi17.wordpress.com/2012/10/16/kandungan-urin-dalam-kondisi-normal/.19 Januari 2018

Kliksma.com.2015.Fungsi,Sistem Urin pada Manusia.Alamat Website:http://kliksma.com/2015/04/fungsi-sistem-urin-pada-manusia.html.19 Januari 2018

Dosenbiologi.com.2017.Proses Pembentukan Urine.Alamat Website:https://dosenbiologi.com/manusia/proses-pembentukan-urine.19 Januari 2018
I. Lampiran



Indikator dalam penentuan kadar glukosa dalam urine
Memasukkan urine ke dalam tabung reaksi


Mencampurkan larutan benedict dengan urine                         
Saat proses pemanasan dalam uji amonia


Hasil akhir
Hasil akhir

 

BISMILLAH LAPORAN KULAP UPI BANDUNG

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN  KULIAH LAPANGAN UPI BANDUNG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi...